33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:29 PM WIB

Baru Sekolah Swasta Terapkan Full Day School

RadarBali.com – pelaksanaan full day school di Badung untuk jejang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum sepenuhnya bisa diterapkan di Kabupaten Badung.

Namun, untuk saat ini hanya sekolah swasta saja yang bisa dominan menerapkan full day school di Badung.

“Secara prinsip, kebijakan ini sangat baik. Namun kami di Badung tentunya tetap melihat kesiapan dari setiap sekolahnya. Jika sekolahnya sudah siap ya bisa laksanakan, nah jika belum siap mungkin akan menyusul,” ujar Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung, I Ketut Widia Astika, Rabu (16/8).

Berdasarkan data yang berhasil diperoleh, untuk SD yang sudah menerapkan fullday school berjumlah 14 sekolah dengan rincian 13 sekolah swasta dan 1 sekolah negeri, sementara untuk SMP berjumlah 7 sekolah yang keseluruhannya sekolah swasta.

Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang full day school atau sekolah lima hari akan diganti Peraturan Presiden tentang Penguatan Karakter.

Penerapan ini tentu akan mengubah jam mengajar di sekolah. Karena sebelumnya hanya enam jam saja, jika kebijakan ini dilaksanakan praktis kegiatan di sekolah akan menjadi delapan jam.

Sehingga, hal ini akan menimbulkan sedikit kendala di Badung.  Mengingat sejumlah sekolah masih menerapkan kelas pagi dan sore.

“Karena disini (Badung) masih ada kelas pagi dan sore, tentunya akan mengganggu kegiatan untuk yang kelas sore. Kalau untuk yang hanya satu shift saja kan belum ada masalah yang terlihat,” ujar pejabat asal Kerobokan, Kuta Utara, Badung ini.

Mantan Kepala SMKN 1 Kuta Selatan menambahkan, penerapan kebijakan ini nantinya akan menambah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah yang disebut pembentukan karakter.

Sehingga berbagai aktivitas bisa dilakukan sehingga memacu kreativitas para peserta didik didampingi pendidiknya di masing-masing sekolah.

“Karena jamnya bertambah, nanti akan ada banyak aktivitas. Sehingga siswa bukan hanya belajar secara reguler saja, melainkan akan melakukan serangkaian kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan pengembangan diri. Dan kegiatan tersebut tidak akan menimbulkan kejenuhan siswa,” terang pejabat asal Kerobokan ini.

RadarBali.com – pelaksanaan full day school di Badung untuk jejang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum sepenuhnya bisa diterapkan di Kabupaten Badung.

Namun, untuk saat ini hanya sekolah swasta saja yang bisa dominan menerapkan full day school di Badung.

“Secara prinsip, kebijakan ini sangat baik. Namun kami di Badung tentunya tetap melihat kesiapan dari setiap sekolahnya. Jika sekolahnya sudah siap ya bisa laksanakan, nah jika belum siap mungkin akan menyusul,” ujar Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung, I Ketut Widia Astika, Rabu (16/8).

Berdasarkan data yang berhasil diperoleh, untuk SD yang sudah menerapkan fullday school berjumlah 14 sekolah dengan rincian 13 sekolah swasta dan 1 sekolah negeri, sementara untuk SMP berjumlah 7 sekolah yang keseluruhannya sekolah swasta.

Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang full day school atau sekolah lima hari akan diganti Peraturan Presiden tentang Penguatan Karakter.

Penerapan ini tentu akan mengubah jam mengajar di sekolah. Karena sebelumnya hanya enam jam saja, jika kebijakan ini dilaksanakan praktis kegiatan di sekolah akan menjadi delapan jam.

Sehingga, hal ini akan menimbulkan sedikit kendala di Badung.  Mengingat sejumlah sekolah masih menerapkan kelas pagi dan sore.

“Karena disini (Badung) masih ada kelas pagi dan sore, tentunya akan mengganggu kegiatan untuk yang kelas sore. Kalau untuk yang hanya satu shift saja kan belum ada masalah yang terlihat,” ujar pejabat asal Kerobokan, Kuta Utara, Badung ini.

Mantan Kepala SMKN 1 Kuta Selatan menambahkan, penerapan kebijakan ini nantinya akan menambah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah yang disebut pembentukan karakter.

Sehingga berbagai aktivitas bisa dilakukan sehingga memacu kreativitas para peserta didik didampingi pendidiknya di masing-masing sekolah.

“Karena jamnya bertambah, nanti akan ada banyak aktivitas. Sehingga siswa bukan hanya belajar secara reguler saja, melainkan akan melakukan serangkaian kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan pengembangan diri. Dan kegiatan tersebut tidak akan menimbulkan kejenuhan siswa,” terang pejabat asal Kerobokan ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/