GILIMANUK – Memasuki H+2 Lebaran, Minggu (17/6) kemarin, arus penyeberangan di Selat Bali semakin padat.
Padatnya arus penyeberangan itu karena arus balik pemudik maupun wisatawan lokal (wislok) semakin ramai. Pantauan Jawa Pos Radar Bali di pelabuhan Gilimanuk, arus balik dari dua arah didominasi mobil pribadi.
Sejak pagi, mobil pribadi wislok yang balik atau warga lokal yang ingin berwisata ke Jawa tampak ramai. Antrean di depan loket tiket pun tidak bisa dihindari.
“Memang sejak pagi mobil terus berdatangan. Mereka adalah wisatawan yang pulang setelah berlibur ke Bali. Ada juga warga lokal yang berwisata ke Jawa,” ujar petugas pelabuhan.
Sementara arus balik pemudik yang masuk Bali juga semakin ramai dari hari sebelumnya. Setiap kapal motor penumpang (KMP) yang bongkar muat di Pelabuhan Gilimanuk selalu penuh menurunkan mobil pribadi, sepeda motor, bus AKAP, dan travel.
Dengan bertambah padatnya arus balik ini, anggota polisi yang ditugaskan melakukan pemeriksaan ditambah.
Sedikitnya ada seratus personil dibantu anggota Brimob yang melakukan pemeriksaan dan pengawasan di pos 2 atau di pintu keluar pelabuhan.
“Untuk personil pemeriksaan di pintu masuk Bali memang kita tambah. Mereka adalah anggota yang sebelumnya bertugas di pos gang-gang perkampungan saat arus mudik,” ujar Kabagops Polres Jembrana Kompol Mahfud Didik Wiratmoko.
Menurut Kompol Didik, pergeseran personel itu dilakukan, selain untuk mempercepat pemeriksaan juga agar lebih efektif dan teliti.
Mereka wajib melakukan pemeriksaan mulai dari surat-surat, kelengkapan kendaraan, barang-barang yang dibawa serta orangnya.
“Pemeriksaan itu tetap sesuai protap untuk mencegah masuknya barang berbahaya, pelaku kejahatan, dan kendaraan illegal masuk Bali,” katanya.
Selain menggeser personel, pemeriksaan di pintu keluar pelabuhan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalulintas lantaran padatnya lalulintas dari arah Gilimanuk maupun sebaliknya.
Pos yang ada di Hutan Cekik juga digeser ke jalur di hutan Penginuman. Lokasi itu dipilih karena jalur di kilometer 121 sampai 123 tersebut merupakan jalur yang sering terjadi kecelakaan lalulintas.
“Pos Cekik kita pindahkan kesana untuk peningkatan pengawasan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan mengingat jalur itu masuk titik rawan lakalantas,” paparnya.