33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:00 PM WIB

Tampil Ekselen, Kabuki Music Bawa Suasana Jepang di PKB

DENPASAR– Perwakilan dari Tokyo, Jepang, jadi peserta luar negeri pertama yang tampil di panggung Pesta Kesenian Bali (PKB) ke- 40, Minggu (24/6) kemarin.

Tampil di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali, Denpasar, sanggar Japanese Traditional Kabuki Music ini sukses menyedot perhatian pengunjung yang penasaran dengan musikalitas mereka.

Mereka tampil hanya bertiga. Yakni, Hozumi Hiroshi Tohon, Yoshizumi Koyuma dan Umeya Kisaburo. Ketiga seniman ini berperan memainkan alat musik masing masing.

Umeya Kisaburo memainkan kotsuzumi. Sepintas bentuknya mirip jam pasir kuno, berukuran besar. Dia juga memainkan satu alat musik lain, bernama taiko.

Alat musik ini mirip drum, berukuran kecil. Sedangkan Hozumi Hiroshi Tohon dan Yoshizumi Koyuma memainkan shamisen. Juga sekaligus untuk berkidung.

Shamisen merupakan peranti musik dawai, tiga senar, dengan bentuk mirip rebab, yang biasanya digunakan dalam beberapa harmoni musik tradisional, sejenis kecapi.

Tampil sejak pukul 11.00 hingga pukul 12.00, mereka membawakan lima judul lagu dan instrumental tradisional khas Negeri Matahari Terbit itu.

Seperti Nagauta “Miyako Furyu”, Nagauta “Echigo Jishi”, Nagauta “Kanjincho”, “Ko-oh” dan lagu Taiko-no-Kyoku. 

Hozumi Hiroshi Tohon selaku koordinator pementasan mengatakan bahwa seni kabuki sendiri sejatinya terdiri dari drama dan tarian tradisional Jepang.  Ada pakem-oakem tertentu yang biasa dipatuhi.

Biasanya pertunjukan dilakukan 15 hingga 20 orang. “Kami hanya datang tiga orang. Karena sebenarnya pertunjukan

kabuki dilakukan oleh lebih dari itu (banyak orang). Ya, seperti main gamelan di Bali,” katanya, berbahasa Jepang, lewat penerjemah.

“Saya ucapkan terima kasih. Semoga penonton bisa terhibur,” tambahnya. Sejak Sabtu, 16 Juni lalu, mereka telah tampil

di lima panggung yang berbeda di Kota Denpasar. Baru kemarin mereka berunjuk kebolehan di panggung PKB. 

DENPASAR– Perwakilan dari Tokyo, Jepang, jadi peserta luar negeri pertama yang tampil di panggung Pesta Kesenian Bali (PKB) ke- 40, Minggu (24/6) kemarin.

Tampil di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali, Denpasar, sanggar Japanese Traditional Kabuki Music ini sukses menyedot perhatian pengunjung yang penasaran dengan musikalitas mereka.

Mereka tampil hanya bertiga. Yakni, Hozumi Hiroshi Tohon, Yoshizumi Koyuma dan Umeya Kisaburo. Ketiga seniman ini berperan memainkan alat musik masing masing.

Umeya Kisaburo memainkan kotsuzumi. Sepintas bentuknya mirip jam pasir kuno, berukuran besar. Dia juga memainkan satu alat musik lain, bernama taiko.

Alat musik ini mirip drum, berukuran kecil. Sedangkan Hozumi Hiroshi Tohon dan Yoshizumi Koyuma memainkan shamisen. Juga sekaligus untuk berkidung.

Shamisen merupakan peranti musik dawai, tiga senar, dengan bentuk mirip rebab, yang biasanya digunakan dalam beberapa harmoni musik tradisional, sejenis kecapi.

Tampil sejak pukul 11.00 hingga pukul 12.00, mereka membawakan lima judul lagu dan instrumental tradisional khas Negeri Matahari Terbit itu.

Seperti Nagauta “Miyako Furyu”, Nagauta “Echigo Jishi”, Nagauta “Kanjincho”, “Ko-oh” dan lagu Taiko-no-Kyoku. 

Hozumi Hiroshi Tohon selaku koordinator pementasan mengatakan bahwa seni kabuki sendiri sejatinya terdiri dari drama dan tarian tradisional Jepang.  Ada pakem-oakem tertentu yang biasa dipatuhi.

Biasanya pertunjukan dilakukan 15 hingga 20 orang. “Kami hanya datang tiga orang. Karena sebenarnya pertunjukan

kabuki dilakukan oleh lebih dari itu (banyak orang). Ya, seperti main gamelan di Bali,” katanya, berbahasa Jepang, lewat penerjemah.

“Saya ucapkan terima kasih. Semoga penonton bisa terhibur,” tambahnya. Sejak Sabtu, 16 Juni lalu, mereka telah tampil

di lima panggung yang berbeda di Kota Denpasar. Baru kemarin mereka berunjuk kebolehan di panggung PKB. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/