DENPASAR – Tim Pemenangan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra- I Ketut Sudikerta
tak percaya pada hasil hitung cepat (quick count) Pilgub Bali dari lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Keunggulan paslon nomor urut 1, Wayan Koster- Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati dengan raihan 58,25 persen berbanding 41,75 persen tak dianggap.
Ketua Tim Pemenangan Mantra-Kerta I Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles menegaskan pihaknya hanya percaya pada hasil real count yang bersumber dari C1.
“Kami fokus pada penghitungan C1 dari TPS. Data yang terkumpul sudah lebih dari 40 persen. Kita lebih unggul ya.
Memang beda tipis tapi terus ada peningkatan. Unggul 2 persen,” ujar Pak Oles kemarin malam di secretariat DPD Golkar Bali.
Menurut Pak Oles, hasil rekapitulasi CI baru bisa diumumkan pada Jumat (28/6) pukul 02.00 dini hari besok.
“Kita terus berkoordinasi melalui WA (Whatsapp, red) untuk tetap tenang dan fokus pada pengumuman C1 sehingga nantinya bisa diinput,” terangnya.
Lebih lanjut, Pak Oles menjelaskan bahwa hasil hitung cepat SMRC patut diragukan karena tidak ada pembandingnya.
“Kita harus percaya pada kekuatan diri sendiri, yaitu real account itu. Data kini masih bergerak,” tandasnya.
Secara rinci, Pak Oles menyatakan bahwa Tim Pemenangan Mantra-Kerta menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Bali
yang telah menggunakan hak pilihnya dengan baik sehingga pelaksanaan Pilgub berlangsung aman dan damai.
“Saat ini Tim Pemenangan Mantra-Kerta sedang berkonsentrasi penuh mengikuti proses input data yang masuk ke sekretariat
Tim Pemenangan Mantra Kerta yang bersumber dari C1. Dari data yang masuk, Tim Mantra Kerta tetap optimis dan berkeyakinan menang,” tegasnya.
Proses lebih lanjut, tambahnya Tim Pemenangan Mantra Kerta akan mengikuti proses yang berlangsung di KPU Provinsi Bali.
Untuk itu, Tim Pemenangan Mantra Kerta minta kepada seluruh pendukung dan masyarakat tetap tenang dan beraktivitas serta melaksanakan tugas dengan baik.
“Kami mengimbau pendukung dan masyarakat untuk tidak percaya sepenuhnya kepada hasil exit poll oleh SMRC karena SMRC adalah konsultan politik dari kubu sebelah (paslon 1, red) yang tidak ada pembandingnya,” terangnya.