RadarBali.com – Kelangkaan garam terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk Bali, daerah minus garam.
Dalam kondisi kelangkaan garam yang akut, beredar kabar garam bercampur kaca beredar di Banjar Menak, Beringkit, Mengwi, Badung.
Dugaan beredarnya garam kaca tersebut langsung ditelusuri Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung I Ketut Karpiana menegaskan, dugaan beredarnya garam diduga bercampur kaca tersebut sementara belum ditemukan.
Namun. dia akan terus melakukan pantauan di lapangan. Apalagi sekarang di Badung juga mengalami kelangkaan garam.
“Dari pantauan kami belum ada (garam diduga bercampur kaca). Kelangkaan garam memang kami pantai di lapangan dan belum ada ditemukan garam yang ada kacanya. Kami akan pantau ke lapangan untuk memastikan, ” tegas Karpiana, Jumat (18/8).
Kata dia, pemantauan sejauh ini terfokus pada ketersediaan garam dan harganya. Karena kelangkaan garam berpengaruh pada harganya yang melonjak dan ini sudah menjadi isu nasional.
Namun, Badung masih dalam kondisi aman. “Stok masih ada di pasar tradisional, hanya berkurang jumlahnya. Dari segi permintaan dan ketersediaan atau supply-demand tidak terlalu berpengaruh, ” ungkapnya.
Ia menyatakan harga garam juga masih terjangkau di pasaran. Memang ada kenaikan sekitar Rp 1000, namun harga tersebut kata dia masih tergolong normal.
Kelangkaan garam ini dikarenakan pengaruh cuaca yang tak menentu belakangan ini. Produksi garam petani nasional pun menurun.
Bahkan, pemerintah mewacanakan mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton guna pemenuhan kebutuhan garam masyarakat Indonesia.
“Harganya juga tak meningkat jauh. Sekitar seribu sekian. Kelangkaan garam kan karena faktor cuaca. Kalau pembuatan garam kan perlu panas yang lumayan. Sementara belakangan ini cuaca cenderung dingin, ” pungkasnya.