SINGARAJA – Ini bisa jadi kabar gembira bagi keluarga Kadek Pariani, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Pacung Kecamatan Tejakula, yang meninggal di Istanbul, Turki.
Jenazah mendiang akan dipulangkan Jumat (29/6) hari ini dan diserahkan pada pihak keluarga. Namun, sepertinya, rencana itu batal lantaran Bandara Ngurah Rai tutup.
Jenazah Kadek Pariani bisa dipulangkan setelah orang tua mendiang dan pemerintah berupaya melakukan langkah-langkah pemulangan.
Dibantu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul, jenazah diperkirakan akan sampai di rumah duka pada Jumat hari ini.
Paling lambat sehari atau dua hari setelah bandara dinyatakan normal. Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri kepada wartawan.
Dwi mengatakan, jenazah mendiang telah diterbangkan ke tanah air pada Kamis (28/6) waktu setempat. Jenazah akan transit di Jakarta terlebih dulu, sebelum akhirnya diterbangkan ke Denpasar menggunakan jasa penerbangan Lion Air.
Menurut Dwi, pihaknya telah menerima salinan surat dari KJRI Istanbul dengan Nomor B-00134/ISTANBUL/180627.
Pihak KJRI juga melampirkan sejumlah dokumen penting terkait proses pemulangan jenazah ke tanah air. Sehingga jenazah Kadek Pariani bisa diserahkan pada pihak keluarga.
“Sesuai informasi dari BP3TKI Denpasar, jenazah dijadwalkan tiba di Bali besok (hari ini, Red). Selanjutnya BP3TKI dan kami juga akan datang ke rumah duka untuk menyerahkan jenazah,” jelas Dwi.
Dwi menyatakan informasi pemulangan jenazah juga telah disampaikan pada orang tua korban, yakni Wayan Karidana dan Made Sri Gati.
Pihak keluarga juga tak perlu mengeluarkan biaya, karena telah difasilitasi oleh KJRI Istanbul, sesuai dengan surat keterangan tidak mampu yang dilayakan oleh keluarga.
Soal status TKI Kadek Pariani, Dwi menyarankan agar wartawan menanyakan kepastiannya pada BP3TKI, esok hari.
“Lebih baik langsung ditanyakan pada BP3TKI, biar semuanya jelas. Beliau yang lebih kompeten,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kadek Pariani, 33, TKI asal Desa Pacung dinyatakan meninggal di Turki karena menderita meningitis dan penyakit paru.
Wanita yang bekerja sebagai terapis spa di negeri rantau itu, dinyatakan meninggal pada Minggu (24/6) setelah sempat koma selama tiga pekan di rumah sakit.