DENPASAR – Warga Denpasar kembali digegerkan dengan penemuan orok berjenis kelamin laki-laki di aliran Sungai Tukad Badung Jalan Pulau Biak 2, Denpasar, kemarin.
Diduga orok itu dibuang oleh orang tuanya sendiri. Kapolsek Denpasar Barat Kompol Adnan Pandibu mengatakan, orok itu pertama kali ditemukan Nanang, 53, warga Jalan P. Biak II Nomor. 14.
“Nanang yang pertama kali melihat orok. Saat itu dirinya hendak pulang dari pasar dan melintas di tepi sungai,” Kompol Adnan.
“Semula saksi mengira itu bangkai anjing dan saat diperhatikan ternyata orok bayi yang penuh dengan lumpur, kemudian anak laki-laki saksi turun ke sungai untuk mengangkat orok tersebut,” katanya.
Mengetahui hal itu, saksi kemudian memberitahu warga lain lalu melapor ke kantor polisi. “Hasil identifikaai tidak ditemukan tanda kekerasan.
Diduga orok ini dibuang oleh orang tuanya. Tapi, kami masih dalami siapa orang tua yang nekat ini,” tuturnya.
Usai olah TKP, orok itu kemudian dibawa ke kamar jenazah RS Sanglah untuk pemeriksaan luar.
Kepala Forensik RS Sanglah dr. Dudut Rustyadi mengatakan, bayi tersebut lahir cukup bulan dengan panjang 53,5 cm dan berat 3000 gr.
“Nampak tidak ada perawatan pada tubuh bayi. Juga terjadi tanda pembusukan awal dengan ciri warna kehijauan pada kulit perut,” kata dr. Dudut.
Dijelaskanm tanda taka da perawatan diketahui dari belum dimandikannya si bayi dan tali pusar tidak dirawat sebagaimana kalau melahirkan difaskes (fasilitas kesehatan).
“Bukan dipaksa, tapi tidak ada tenaga kesehatan yang menolong persalinan,” ujarnya. Sedangkan untuk waktu kematian, diperkirakan kurang lebih satu hari sebelum pihak forensik RS Sanglah melakukan pemeriksaan.
Disinggung apakah ada tanda kekerasan pada bayi tersebut, dr. Dudut membenarkan. “Kami juga temukan luka-luka sekitar mulut, pipi dan dahi karena kekerasan tumpul. Sifatnya kekerasan tumpul bisa penekanan atau bekap,” jawabnya.