AMLAPURA—Boat cepat dengan rute Gili Meno menuju Amed, Karangasem, Bali mengalami mati mesin di posisi 8°24’33″S – 115°48’30″E, Jumat (29/6) sore lalu.
Ini terjadi sekitar pukul 17.00 wita. Saat itu boat tersebut mengangkut 11 orang penumpang. Tiba tiba boat mengalami mati mesin sehingga sempat terkatung katung di Selat Lombok.
Insiden ini kemudian dilaporkan ke SAR Denpasar. Mendapat laporan SAR Denpasar langsung melakukan pencarian dengan menerjunkan satu regu Resque dengan satu kapal KN Sar Arjuna 229 dari arah Benoa.
Bantuan juga dating dari SAR Karangasem yang menerjunkan Rigit Inflatable boat. “10 penumpang kami temukan dalam kondisi selamat,” ujar Kepala SAR Denpasar Ketut Gede Ardana.
Empat penumpang di antaranya berkebangsaan Inggris satu penumpang lainnya dokter pendamping warga negara Indonesia.
Menurut Ardana, pada saat kapal terombang-ambing di Selat Lombok, angin bertiup kencang dan gelombang cukup tinggi.
Dari hasil komunikasi langsung dengan salah seorang penumpang diketahui jika kapal telah membawa alat keselamatan cukup memadai berupa life raft, life jacket, buoy, radio dan GPS.
“Saat kejadian mereka sudah antisipasi dengan menggunakan life raft jika terjadi kondisi terburuk dan kami terbantu untuk memantau kondisi
mereka karena masih bisa terus berkomunikasi,” ungkap Kepala Seksi Operasi SAR Denpasar Gede Darmada yang ikut on board di KN SAR Arjuna.
Setelah ditemukan, Boat Pacha yang memiliki Panjang 15 meter tersebut ditarik Fast Boat Kuda Hitam Express.
Sekitar pukul 21.35 Wita kapal sandar di Pantai Amed Karangasem dan para penumpang dibawa ke RS Kasih Ibu Denpasar untuk penanangan medis lebih lanjut.
Setelah dipastikan seluruh penumpang selamat, pukul 21.40 Wita KN SAR Arjuna kembali ke Pelabuhan Benoa dan sandar sekitar 23.10 Wita.