29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:56 AM WIB

Erupsi Strombolin Picu Lontaran Lava Pijar, Korban Mulai Mengungsi

AMLAPURA – Kepala Seksi Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatdaruratan I Gede Agus Tangkas Arjawa ikut memberikan penjelasan terkait erupsi besar Gunung Agung pada pukul 21.04 kemarin malam.

Pria yang juga mengemban tugas sebagai Korbid SDM Pramuka Peduli Bali menegaskan erupsi yang tejadi jenis strombolian.

“Erupsi strombolin ini mengindikasikan adanya tekanan di dalam perut bumi atau gunung sehingga melontarkan lava pijar atau batu pijar.

Perlu digarisbawahi itu bukan lelehan lava pijar. Jadi masyarakat diharapkan semuanya tenang. Tidak terpengaruh berita hoaks. Seakan-akan itu membahayakan,” ucapnya.

Api yang terlihat di Gunung Agung jelas Arjawa adalah lontaran batu pijar yang panas. Imbuhnya, lontaran itu telah membakar sebagian hutan. Bukan lahar yang turun dari gunung.

“Sekali lagi radius bahayanya tetap 4 km. Masyarakat diharapkan tenang. Tetapi apabila masyarakat ingin melakukan evakuasi, diharapkan menuju daerah KRB 2. Jadi tetap di wilayah Karangasem.

“Tujuannya tidak lain hanya untuk mempermudah penyaluran logistik, kontrol, pengawasan, dan sebagainya,” terang Arjawa.

Ditambahkannya, alat vulkanologi yang berjarak 1,5 km dari kawah dalam kondisi aman. Tidak terpengaruh oleh erupsi tersebut. 

Sekretaris Pramuka Peduli Bali I Gede Wirawan berharap seluruh masyarakat Bali tenang dan bersama-sama menciptakan situasi kondusif dengan tidak menyebarkan berita hoaks.

“Apalagi tidak tahu persis terhadap fakta yang terjadi sebenarnya sehingga akan berdampak pada kehidupan masyarakat Bali. Kami berharap tidak ada yang menyebarkan berita hoaks,” imbaunya. 

Sebelumnya, PVMBG melaporkan bahwa telah terjadi erupsi Gunung Agung, Bali pada, Senin (2/7) pukul 21:04 dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.  Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik.

Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.

AMLAPURA – Kepala Seksi Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatdaruratan I Gede Agus Tangkas Arjawa ikut memberikan penjelasan terkait erupsi besar Gunung Agung pada pukul 21.04 kemarin malam.

Pria yang juga mengemban tugas sebagai Korbid SDM Pramuka Peduli Bali menegaskan erupsi yang tejadi jenis strombolian.

“Erupsi strombolin ini mengindikasikan adanya tekanan di dalam perut bumi atau gunung sehingga melontarkan lava pijar atau batu pijar.

Perlu digarisbawahi itu bukan lelehan lava pijar. Jadi masyarakat diharapkan semuanya tenang. Tidak terpengaruh berita hoaks. Seakan-akan itu membahayakan,” ucapnya.

Api yang terlihat di Gunung Agung jelas Arjawa adalah lontaran batu pijar yang panas. Imbuhnya, lontaran itu telah membakar sebagian hutan. Bukan lahar yang turun dari gunung.

“Sekali lagi radius bahayanya tetap 4 km. Masyarakat diharapkan tenang. Tetapi apabila masyarakat ingin melakukan evakuasi, diharapkan menuju daerah KRB 2. Jadi tetap di wilayah Karangasem.

“Tujuannya tidak lain hanya untuk mempermudah penyaluran logistik, kontrol, pengawasan, dan sebagainya,” terang Arjawa.

Ditambahkannya, alat vulkanologi yang berjarak 1,5 km dari kawah dalam kondisi aman. Tidak terpengaruh oleh erupsi tersebut. 

Sekretaris Pramuka Peduli Bali I Gede Wirawan berharap seluruh masyarakat Bali tenang dan bersama-sama menciptakan situasi kondusif dengan tidak menyebarkan berita hoaks.

“Apalagi tidak tahu persis terhadap fakta yang terjadi sebenarnya sehingga akan berdampak pada kehidupan masyarakat Bali. Kami berharap tidak ada yang menyebarkan berita hoaks,” imbaunya. 

Sebelumnya, PVMBG melaporkan bahwa telah terjadi erupsi Gunung Agung, Bali pada, Senin (2/7) pukul 21:04 dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.  Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik.

Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/