DENPASAR – Kerajinan seni ukir kayu asal Bali tidak hanya berupa patung. Saat ini, seni ukir pintu atau gebyog Bali juga banyak diminati masyarakat.
Bahkan, pemintaan tidak hanya datang dari lokal Bali, tapi hingga pasar luar negeri. Salah seorang pemilik usaha ukiran, I Made Rai Parwata,
saat ditemui di areal stand Pentas Kesenian Bali (PKB) mengungkapkan, beberapa produk kerajinan ukir seperti gebyog, kusen dan lainnya mendapat sambutan positif.
Terutama dari pengunjung. Di mana ada sebagian konsumen yang membeli untuk menjadi pemanis bangunan rumah.
“Yang dipajang di PKB ini sudah ada yang laku, tapi pengiriman baru bisa dilakukan setelah acara PKB,” ujar Rai Parwata kemarin (3/7).
Selain bale katil, gebyog Bali hasil pahatan menjadi unggulan produk karena banyak peminat dari luar daerah Bali.
Beberapa di antaranya dari Lampung dan Sulawesi. Terlebih di daerah-daerah tersebut banyak warga Bali yang menetap.
“Kusen juga banyak dipesan konsumen luar negeri. Biasanya dibuat untuk bangunan restoran yang ingin mendesain kultur Bali,” kata Parwata.
Untuk terus memiliki daya tarik, pihaknya terus melakukan inovasi. Terutama dari segi motif ukiran pada pintu gebyog Bali yang tidak monoton sehingga banyak pilihan yang variatif.
Sementara untuk desain, motif tokoh pewayangan yang dikombinasikan dengan bentuk dedaunan menjadi incaran konsumen.
“Lebih banyak menampilkan kearifan lokal Bali,” jelas dia. Disinggung harga, kata dia, tergantung ukuran dan juga tingkat kesulitan untuk menghasilkan produk.
Untuk pintu gebyog Bali ini memiliki harga yang berbeda, mulai dari Rp 7,5 juta hingga Rp 30 juta. Pembuatan pintu ini membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan.
“Ada yang rumit juga desain, itu pengerjaan agak lama juga. Kami juga menerima sesuai dengan keinginan konsumen,” pungkasnya.