RadarBali.com – Merebaknya isu peletakan batu pertama bandara di Kabupaten Buleleng, membuat resah krama Desa Pakraman Kubutambahan.
Sabtu (19/8) pagi, krama menggelar persembahyangan di Pura Bale Agung Desa Pakraman Kubutambahan, untuk menyikapi isu tersebut.
Persembahyangan bersama diharapkan bisa menjaga suasana desa tetap kondusif. Persembahyangan dimulai pukul 09.00 pagi.
Persembahyangan dihadiri para tokoh dan masyarakat di Desa Pakraman Kubutambahan. Tujuannya, memohon doa restu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, agar memberikan jalan terbaik bagi pembangunan bandara.
“Kami ngaturang bakti, memohon bagaimana nanti supaya Ida Sang Hyang Widhi Wasa berikan jalan terbaik bagi Desa Kubutambahan,” ucap Kelian Desa Pakraman Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadea.
Warkadea mengatakan desa pakraman tidak akan menyatakan dukungan terhadap perusahaan tertentu. Desa pakraman menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat.
“Sikap desa pakraman pada intinya menerima apa yang jadi keputusan pemerintah pusat. Siapa pun yang nanti disetujui oleh pemerintah, itu yang nanti kami dukung.
Entah di darat, entah di laut, silahkan lah,” kata Warkadea. Diakui isu peletakan batu pertama bandara di Kabupaten Buleleng, membuat masyarakat di Desa Kubutambahan resah.
Hingga kini tokoh desa belum mampu meredam seluruh isu-isu yang berkembang soal peletakan batu pertama itu.
Warkadea menghimbau masyarakat tidak mudah tersulut emosi dengan isu itu. Dia juga menegaskan bahwa tidak ada acara peletakan batu pertama yang dilangsungkan di Desa Pakraman Kubutambahan dalam waktu dekat ini.
“Kami sudah sampaikan bahwa hanya ada acara persembahyangan dan pakelem. Tidak ada peletakan batu pertama. Selama sesuai dengan sima dan dresta desa, siapa pun itu, silahkan. Tapi kalau peletakan batu pertama, nanti dulu. Tunggu izin penetapan lokasi dulu dari pemerintah pusat,” tutupnya.