RadarBali.com – Nahas nian, nasib bocah ini. Saputrina, balita asal Loli, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengalami penyakit yang berbeda dengan bayi pada umumnya.
Putri pertama Nyonya Ina ini terlahir tanpa lubang anus. Kondisi seperti ini hampir 3 tahun lebih harus dijalani. Rasa sakit saat buang air besar pun harus ditanggungnya.
Kelainan seperti ini dalam ilmu kedokteran lazim disebut malformasi anorektal (anus imperforata) atau kelainan yang didapat pada bayi tanpa memiliki lubang anus.
Ini adalah kelainan pada saluran pencernaan pada usus besar sebelum anus. Sehingga bayi tidak dapat buang air besar.
Sering kali kelainan tersebut tidak disadari saat awal kelahiran. Karena bagian pembuangan anus yang terlihat tampak seolah-olah normal.
Namun lubangnya sendiri atau saluran anus sebenarnya tidak terbentuk secara sempurna saat lahir.
Nyonya Ina, 47, ibu si bocah yang datang ke IGD RS Sanglah bersama pihak Yayasan Kolewa Foundation, menuturkan bahwa baru sekitar 3 bulan bayinya berada di yayasan.
Tapi, penyakit kelainan yang dialami buah hatinya tidak memiliki lubang anus diderita sejak lahir hingga saat ini.
Saat berobat kali ini ke RS Sanglah adalah untuk kontrol kondisi anus buatan yang berada di bawah perut. Karena si kecil terus menangis kesakitan. “Saya sedih melihatnya, tak tahan,” ungkapnya.
Dituturkan, jadwal operasi hingga Sabtu kemarin (19/8) masih belum pasti dari pihak RS Sanglah.
Senin minggu depan akan kontrol kembali di poliklinik bedah RS Sanglah. Untuk memastikan kapan akan dilakukan operasi dan mengecek kondisi kesehatan buah hatinya.
Terkait segala pembiayaan rumah sakit mulai dari pengobatan, perawatan hingga proses operasi ditanggung pihak yayasan.
Terpenting kondisi kesehatan bayinya terjaga agar nanti ketika dilakukan tindakan operasi. Kata dokter RS Sanglah tindakan operasi dilakukan selama dua kali.
Pertama pembuatan lubang pembuangan anus yang berada dibawah perut. Selanjutnya operasi baru operasi kedua dilakukan pembuatan lubang anus yang berada di bawah pantat.
“Saya juga berharap, mudah- mudahan operasi dapat berjalan lancar nantinya,” ujarnya. Dia mengetahui yayasan itu dari temanya.
Bahwa ada yayasan di Bali yang bisa memberi bantuan pembiayaan operasi kepada bayi yang menderita kelaianan penyakit saat lahir.
Hampir tiga bulan lebih sudah menetap di yayasan. Banyak hal yang diberikan. Mulai dari tempat tinggal dan kebutuhan buah hati sehari-hari, hingga sekarang menunggu jadwal operasi.