RadarBali.com – Karangasem memang di kenal sebagai hulunya Bali. Banyak Pura Khanyangan Jagat ada di Bali timur termasuk Pura Besakih.
Namun, ada satu pura yang cukup berpengaruh dan nyaris terlupakan yakni Pura Dang Khayangan Bukit, Desa Bukit, Karangasem.
Pura ini lebih dikenal dengan nama Pura Bukit. Pura ini merupakan Emponan Puri Karangasem bersama dengan 13 Desa Tua yang ada di Karangasem.
Desa – desa tersebut memiliki keterikatan dengan Kerajaan Karangasem. Pura ini nyaris terlupakan karena sudah hampir berusia ratusan tahun dan tidak pernah digelar upacara yang berskala besar di pura ini.
Karena itu, tahun ini Puri Karangasem berencana menggelar Karya Agung Nubung Daging dan Ngenteg Linggih.
Karya ini sendiri digelar sekitar 135 tahun silam. Sejak itu hampir tidak pernah digelar karya besar seperti itu.
Sesuai dengan keyakinan masyarakat dari 13 desa tua yang ada keterikatan dengan Kerajaan Karangasem, baik gelaran karya tersebut.
Untuk diketahui, pura ini merupakan sumber kekuatan kerajaan Karangasem secara niskala. Di pura ini berstana Ida Betara Alit Sakti.
Bahkan, berkat restu Ida Batara Alit Sakti Kerajaan Karangasem berhasil menaklukan Kerajaan Selaparang Lombok.
Pura ini juga diyakini sebagai tempat moksanya salah satu putri Raja Karangasem. Di mana Putri Raja tersebut merupakan Ibunda dari Ida Betara Alit Sakti yang juga merupakan salah satu Raja Karangasem.
Ida Batara Alit Sakti diyakini sebagai putra dari Ida Batara yang berstana di Gunung Agung, Karangasem. Menurut salah satu penglingsir Puri Karangasem, AA Bagus Mahaputra Sanjaya, Pura Bukit dibangun pada abad ke 16.
Karena sudah lama tidak pernah di gelar, pihak puri pun berencana akan menggelar larya. Karya sendiri akan dilakukan di Purnama Kapat 5 Oktober mendatang.
Karya Agung ini akan diawali dengan tawur agung pada 30 September mendatang. Tawur Agung ini akan menggunakan berbagai hewan langka sebagai sarana kurban.
Di antaranya adalah belibis yakni sejenis bebek putih. Menurut AA Bagus Sanjaya, sesuai dengan purana yang tersimpan di Puri Kelodan, Karangasem, Pura Bukit merupakan kekuatan Kerajaan Karangasem secara niskala.
Ini juga terkait dengan Cerita Kupu – Kupu Kuning di Selat Bali. Di mana saat Kerajaan Karangasem akan memperluas kekuasaan ke Lombok, raja sempat melakukan tapa brata di pura tersebut.
Di pura tersebut ada pohon kepel tua. Dan, saat raja melakukan tapa berata, daun pohon kepel tersebut berguguran.
Daun inilah yang kemudian berubah menjadi Kupu Kupu Kuning yang mengiringi Raja Karangasem dan pasukannya saat menyerang Kerajaan Selaparang, Lombok.
Saat itu pasukan Raja Karangasem terdiri dari 40 prajurit saksi kebal senjata dari Desa Seraya. Keberadaan Kupu Kupu Kuning ini yang diyakini sebagai petunjuk sekaligus sebagai pelindung prajurit Raja Karangasem.
Pohon Kepel tersebut juga memiliki cerita tersendiri. Di mana kerabat Kerajaan Karangasem meyakini kalau pohon kepal itu ada sebelum Pura Bukit di bangun.
Karena sesuai dengan cerita dari leluhur pohon itu muncul setelah Ida Batara Sakti melakukan perjalanan suci kesana.
Pohon Kepel tersebut juga diyakini sebagai tongkat dari ibunda Ida Batara Alit Sakti. Di mana saat itu sang bunda pergi dari Kerajaan Karangasem dengan menaiki bukit.
Karena jalan cukup terjal saat naik menggunakan tongkat kayu. Tongkat tersebut yang tertinggal dan tumbuh sebagai pohon kepel.
Pohon ini juga punya keunikan tidak akan bisa tumbuh jika diambil oleh warga dari luar 13 Desa yang terkait dengan Puri Karangasem.
Desa – desa tersebut adalah Desa Adat Bukit, Kebon, Sekar Gunung, Batugunung, Jumenang, Bungaya, Seraya, Asak, Timbrah, Basangalas, Tiingtali , Kertha Warah dan Ujung.
Selain stana Ida Batara Sakti, Pura Bukit juga merupakan stana Ida Batara lain seperti Pelinggih Raja Bebotoh, Pelinggah Ida Batara Gaduh, Pelinggih Ida Batari Gunung Rinjani, Palinggih Ida Bhatara Gunung Pengsong, dan Pelinggih Ida Batara Pura Lingsar.