24 C
Jakarta
13 September 2024, 8:20 AM WIB

Tengkulak “Bermain”, Harga Gula Merah Anjlok

RadarBali.com – Produsen gula merah di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, terpukul. Ada apa? Mereka  terpaksa menjual gula merah hasil produksinya secara tradisional dengan harga sangat murah.

Dibilang begitu, karena tak lazim di pasaran. Hal itu karena dalam pemasarannya lebih dikendalikan oleh para tengkulak.

Perbekel Besan Made Suryata G Puri, saat dihubungi di Klungkung, Sabtu (19/8) mengungkapkan, jika Desa Dawan dikenal dengan gula merahnya yang memiliki kualitas yang sangat baik.

Selama ini, Desa Besan terkenal dengan produksi gula merah yang melimpah. Hal ini karena jumlah produsen gula di Desa Besan terbilang banyak, yaitu hingga 100 kepala keluarga lebih.

“Desa Dawan memang terkenal kualitas gula arennya yang bagus. Namun untuk produksinya yang sangat menonjol adalah gula kami di Besan. Masih 100 KK lebih pembuatan gula, terutama di daerah dusun,” katanya.

Sayangnya, akibat belum mampu memasarkan produknya secara mandiri ke luar desa, ditambah layanan simpan pinjam yang ditawarkan, hingga saat ini pemasaran gula merah di Desa Besan cenderung dikontrol oleh para tengkulak.

Sehingga ketika gula merah yang dihasilkan seharusnya dihargai Rp 25 ribu per kilogram, para produsen  gula merah Desa Besan tidak bisa berbuat apa ketika tengkulak menghendaki membeli gula merah mereka seharga Rp 15 ribu – Rp 20 per kilogram.

“Padahal, kami sudah memberikan pemahaman, tapi dengan alasan tengkulak menawarkan layanan simpan-pinjam maka mereka masih membandel,” ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk menangani permasalahan ini sebenarnya dia sudah berupaya melalui menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat.

Hanya saja kerja sama tersebut belum bisa terealisasi karena BUMDes sendiri belum memiliki jaringan yang luas.

“BUMDes ini masih kesulitan untuk memasarkan keluar. Saat ini kami terus berproses, mudah-mudahan BUMDes ini bisa segera memasarkan hasil gula merah para perajin kami ke pasar yang lebih luas,” tandasnya.

RadarBali.com – Produsen gula merah di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, terpukul. Ada apa? Mereka  terpaksa menjual gula merah hasil produksinya secara tradisional dengan harga sangat murah.

Dibilang begitu, karena tak lazim di pasaran. Hal itu karena dalam pemasarannya lebih dikendalikan oleh para tengkulak.

Perbekel Besan Made Suryata G Puri, saat dihubungi di Klungkung, Sabtu (19/8) mengungkapkan, jika Desa Dawan dikenal dengan gula merahnya yang memiliki kualitas yang sangat baik.

Selama ini, Desa Besan terkenal dengan produksi gula merah yang melimpah. Hal ini karena jumlah produsen gula di Desa Besan terbilang banyak, yaitu hingga 100 kepala keluarga lebih.

“Desa Dawan memang terkenal kualitas gula arennya yang bagus. Namun untuk produksinya yang sangat menonjol adalah gula kami di Besan. Masih 100 KK lebih pembuatan gula, terutama di daerah dusun,” katanya.

Sayangnya, akibat belum mampu memasarkan produknya secara mandiri ke luar desa, ditambah layanan simpan pinjam yang ditawarkan, hingga saat ini pemasaran gula merah di Desa Besan cenderung dikontrol oleh para tengkulak.

Sehingga ketika gula merah yang dihasilkan seharusnya dihargai Rp 25 ribu per kilogram, para produsen  gula merah Desa Besan tidak bisa berbuat apa ketika tengkulak menghendaki membeli gula merah mereka seharga Rp 15 ribu – Rp 20 per kilogram.

“Padahal, kami sudah memberikan pemahaman, tapi dengan alasan tengkulak menawarkan layanan simpan-pinjam maka mereka masih membandel,” ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk menangani permasalahan ini sebenarnya dia sudah berupaya melalui menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat.

Hanya saja kerja sama tersebut belum bisa terealisasi karena BUMDes sendiri belum memiliki jaringan yang luas.

“BUMDes ini masih kesulitan untuk memasarkan keluar. Saat ini kami terus berproses, mudah-mudahan BUMDes ini bisa segera memasarkan hasil gula merah para perajin kami ke pasar yang lebih luas,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/