25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:04 AM WIB

Gunung Agung Bergejolak, Ngaben Masal Dibayangi Erupsi

AMLAPURA – Ngaben masal di Banjar Geriana Kangin, Desa Duda, Selat, kemarin memasuki tahap nunas (menjemput roh yang sudah meninggal untuk diaben).

Prosesi nunas dilakukan di Pura Dalem Geriana Kangin. Rombongan berangkat dari Balai Banjar Geriana Kangin  dan Balai Banjar Darma Sila Geriana Kangin.

Ngaben masal kali ini merupakan ngaben gabungan dari beberapa banjar adat di Geriana Kangin dengan melibatkan 45 sawa.

Selain ngaben juga dilakukan upacara Ngelunggah, Ngeroras, dan juga Mendak Nuntun. Prosesi Nunas dilakukan dengan mepeed dari Banjar Geriana Kangin menuju Pura Dalem dengan jarak sekitar 500 meter dengan berjalan kaki.

Ratusan puspa atau sekah yang nantinya untuk nunas sang roh ikut diarak dari balai banjar menuju Pura Dalem dengan diiringi gamelan baleganjur.

Kelian Banjar Geriana Kangin Nyoman Merta mengatakan, ngaben masal ini dilakukan untuk membantu warga yang tidak mampu. Karena Ngaben sendiri memerlukan biaya cukup besar.

Jika dilaksanakan di rumah masing-masing bisa menelan biaya sampai Rp 100 juta. Dengan dilaksanakan di banjar secara bersama-sama, biaya bisa ditekan.

“Cara ini jelas mengirit biaya namun tetap tidak mengurangi makna ngaben itu sendiri,” ujar Merta. Ngaben masal kali ini tidak luput dari bayang – bayang erupsi Gunung Agung.

Maklum Geriana Kangin berada di zona bahaya II dengan jarak sekitar 10 km dari kawah Gunung Agung. Saat terjadi letusan 2 Juli lalu, warga sempat berhamburan keluar.

Mereka juga was-was karena sedang melakukan persiapan Ngaben. Mereka khawatir kalau Gunung Agung erupsi besar dan warga di minta mengungsi.

AMLAPURA – Ngaben masal di Banjar Geriana Kangin, Desa Duda, Selat, kemarin memasuki tahap nunas (menjemput roh yang sudah meninggal untuk diaben).

Prosesi nunas dilakukan di Pura Dalem Geriana Kangin. Rombongan berangkat dari Balai Banjar Geriana Kangin  dan Balai Banjar Darma Sila Geriana Kangin.

Ngaben masal kali ini merupakan ngaben gabungan dari beberapa banjar adat di Geriana Kangin dengan melibatkan 45 sawa.

Selain ngaben juga dilakukan upacara Ngelunggah, Ngeroras, dan juga Mendak Nuntun. Prosesi Nunas dilakukan dengan mepeed dari Banjar Geriana Kangin menuju Pura Dalem dengan jarak sekitar 500 meter dengan berjalan kaki.

Ratusan puspa atau sekah yang nantinya untuk nunas sang roh ikut diarak dari balai banjar menuju Pura Dalem dengan diiringi gamelan baleganjur.

Kelian Banjar Geriana Kangin Nyoman Merta mengatakan, ngaben masal ini dilakukan untuk membantu warga yang tidak mampu. Karena Ngaben sendiri memerlukan biaya cukup besar.

Jika dilaksanakan di rumah masing-masing bisa menelan biaya sampai Rp 100 juta. Dengan dilaksanakan di banjar secara bersama-sama, biaya bisa ditekan.

“Cara ini jelas mengirit biaya namun tetap tidak mengurangi makna ngaben itu sendiri,” ujar Merta. Ngaben masal kali ini tidak luput dari bayang – bayang erupsi Gunung Agung.

Maklum Geriana Kangin berada di zona bahaya II dengan jarak sekitar 10 km dari kawah Gunung Agung. Saat terjadi letusan 2 Juli lalu, warga sempat berhamburan keluar.

Mereka juga was-was karena sedang melakukan persiapan Ngaben. Mereka khawatir kalau Gunung Agung erupsi besar dan warga di minta mengungsi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/