MANGUPURA – Pengerjaan jalan bawah tanah (underpass) di simpang Bandara Ngurah Rai – Jalan Tol Bali Mandara dikeluhkan masyarakat lantaran memicu kemacetan luar biasa.
Masyarakat Badung Selatan yang menjadi korban langganan macet berharap pemerintah bisa segera menuntaskan proyek senilai Rp 168 miliar itu.
Masyarakat ingin underpass kedua di Bali itu tidak molor darti target, dan bisa segera dioperasikan.
“Sebagai warga harapan saya hanya satu, jangan molor dari target sehingga bisa segara digunakan. Itu saja,” kata I Nyoman Suharta, salah seorang warga Kuta Selatan.
Menurut Suharta, warga memaklumi dan mendukung underpass. Sebab tujuan pembangunannya untuk mengurai kemacetan menuju Bandara Ngurah Rai.
Namun, pengerjaan proyek juga mesti segera dituntaskan. Jika molor bisa berpengaruh pada citra pariwisata.
Seperti diketahui, beberapa wisatawan yang hendak menuju bandara mengeluhkan kemacetan. “Kalau saya lihat pengerjaan fisiknya sudah 80 persen. Sedikit lagi selesai. Semoga akhir Agustus sudah bisa difungsikan, sehingga tidak macet lagi,” tukasnya.
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) I Nyoman Yasmara menyebut target selesai 100 persen tetap September. Namun, akhir Agustus underpass sudah bisa difungsikan.
“Akhir Agustus underpass sudah bisa digunakan. Untuk saat ini, kami tetap mengimbau masyarakat yang akan ke bandara berangkat dua jam lebih awal dari waktu keberangkatan (pesawat),” kata Yasmara.
Dengan demikian, saat hajatan besar IMF – World Bank Annual Meeting yang akan diikuti 189 negara sudah bisa digunakan. Saat pertemuan diharapkan tidak ada lagi kemacetan di simpang Tugu Ngurah Rai.