25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:13 AM WIB

Ubah Situs Budha Jadi Rumah Peradaban, Ini Rencana Balai Arkeologi…

KALIBUKBUK – Situs Candhi Budha di Desa Kalibukbuk, kini ditetapkan sebagai Rumah Peradaban oleh Balai Arkeologi Denpasar.

Status itu diharapkan bisa membuat nilai-nilai arkeologi yang terkandung dalam situs tersebut bisa diketahui oleh masyarakat luas.

Situs Candhi Budha di Desa Kalibukbuk selama ini dikenal sebagai salah satu objek wisata yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara.

Situs ini sebenarnya baru ditemukan pada tahun 1994 dan diresmikan pada Mei 2009. Pada tahun 1994, Balai Arkeologi sempat melakukan ekskavasi hingga berhasil mengungkap seluruh struktur candi.

Struktur itu terdiri dari sebuah candi induk berbentuk segi delapan, serta dua buah candi berbentuk bujur sangkar.

Saat itu para arkeolog juga menemukan sejumlah artefak seperti stupika, relief gana, relief sulur, relief gajah, serta fragmen emas.

Kepala Balai Arkeologi Denpasar, I Gusti Made Suarbhawa mengatakan, Situs Candi Budha ditetapkan sebagai rumah peradaban setelah Balai Arkeologi melakukan serangkaian riset di lokasi tersebut.

Melalui program rumah peradaban, hasil riset itu diharapkan diketahui oleh masyarakat luas.

“Hasil riset itu tidak boleh kami simpan di dalam lemari atau di rak saja. Tapi tetap harus kami sampaikan pada masyarakat luas. Terutama pada generasi muda dan anak sekolah.

Harapan kami, lewat mereka nilai-nilai arkeologi dalam situs ini akan tersampaikan dengan baik,” kata Suarbhawa saat ditemui di Desa Kalibukbuk, kemarin.

Saat ini Situs Candi Budha di Desa Kalibukbuk menjadi lokasi kedua di Buleleng yang ditetapkan sebagai rumah peradaban.

Sebelumnya pada tahun 2017 lalu, Balai Arkeologi Denpasar juga menetapkan Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan sebagai rumah peradaban.

Menurut Suarbhawa butuh proses panjang sebelum Balai Arkeologi menetapkan sebuah lokasi masuk dalam program rumah peradaban.

Pihaknya harus melihat sejumlah nilai yang terkandung dalam situs. Diantaranya nilai informasi, nilai moral, dan kearifan lokal. Seluruhnya harus diidentifikasi lebih dulu oleh para peneliti.

Tak menutup kemungkinan sejumlah situs lainnya di Buleleng juga akan dimasukkan dalam program rumah peradaban.

“Apalagi situs di Buleleng ini bermacam-macam. Bukan hanya pra sejarah, tapi dari masa klasik hingga islam kolonial,” ungkapnya.

Selain menggelar program rumah peradaban, kemarin Balai Arkeologi juga menyerahkan alat peraga pendidikan ke beberapa sekolah.

Alat peraga yang diserahkan berupa tupika tanah liat, tablet tanah liat, arca nenek moyang, tajak perunggu, gelang perunggu, miniatur nekara, serta fragmen gerabah arikamedu. 

KALIBUKBUK – Situs Candhi Budha di Desa Kalibukbuk, kini ditetapkan sebagai Rumah Peradaban oleh Balai Arkeologi Denpasar.

Status itu diharapkan bisa membuat nilai-nilai arkeologi yang terkandung dalam situs tersebut bisa diketahui oleh masyarakat luas.

Situs Candhi Budha di Desa Kalibukbuk selama ini dikenal sebagai salah satu objek wisata yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara.

Situs ini sebenarnya baru ditemukan pada tahun 1994 dan diresmikan pada Mei 2009. Pada tahun 1994, Balai Arkeologi sempat melakukan ekskavasi hingga berhasil mengungkap seluruh struktur candi.

Struktur itu terdiri dari sebuah candi induk berbentuk segi delapan, serta dua buah candi berbentuk bujur sangkar.

Saat itu para arkeolog juga menemukan sejumlah artefak seperti stupika, relief gana, relief sulur, relief gajah, serta fragmen emas.

Kepala Balai Arkeologi Denpasar, I Gusti Made Suarbhawa mengatakan, Situs Candi Budha ditetapkan sebagai rumah peradaban setelah Balai Arkeologi melakukan serangkaian riset di lokasi tersebut.

Melalui program rumah peradaban, hasil riset itu diharapkan diketahui oleh masyarakat luas.

“Hasil riset itu tidak boleh kami simpan di dalam lemari atau di rak saja. Tapi tetap harus kami sampaikan pada masyarakat luas. Terutama pada generasi muda dan anak sekolah.

Harapan kami, lewat mereka nilai-nilai arkeologi dalam situs ini akan tersampaikan dengan baik,” kata Suarbhawa saat ditemui di Desa Kalibukbuk, kemarin.

Saat ini Situs Candi Budha di Desa Kalibukbuk menjadi lokasi kedua di Buleleng yang ditetapkan sebagai rumah peradaban.

Sebelumnya pada tahun 2017 lalu, Balai Arkeologi Denpasar juga menetapkan Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan sebagai rumah peradaban.

Menurut Suarbhawa butuh proses panjang sebelum Balai Arkeologi menetapkan sebuah lokasi masuk dalam program rumah peradaban.

Pihaknya harus melihat sejumlah nilai yang terkandung dalam situs. Diantaranya nilai informasi, nilai moral, dan kearifan lokal. Seluruhnya harus diidentifikasi lebih dulu oleh para peneliti.

Tak menutup kemungkinan sejumlah situs lainnya di Buleleng juga akan dimasukkan dalam program rumah peradaban.

“Apalagi situs di Buleleng ini bermacam-macam. Bukan hanya pra sejarah, tapi dari masa klasik hingga islam kolonial,” ungkapnya.

Selain menggelar program rumah peradaban, kemarin Balai Arkeologi juga menyerahkan alat peraga pendidikan ke beberapa sekolah.

Alat peraga yang diserahkan berupa tupika tanah liat, tablet tanah liat, arca nenek moyang, tajak perunggu, gelang perunggu, miniatur nekara, serta fragmen gerabah arikamedu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/