GIANYAR – Atmosfer cukup “panas” terjadi pada saat pemain Bhayangkara FC masuk untuk melakukan pemanasan satu jam sebelum kick off.
Sorakan penonton yang memadati Stadion Kapten I Wayan Dipta terus bergema. Puncaknya adalah beberapa menit menjelang kick off.
Nyanyian-nyanyian para suporter yang menyindir Bhayangkara FC terus bergema di tribun utara tempat dari North Side Boys 12 nyanyian dan chant sindiran ini diikuti oleh tepuk tangan suporter lainnya yang memadati Stadion Dipta.
Lebih dari 19 ribu suporter bergemuruh untuk setidaknya menjatuhkan mental anak asuh Simon McMenemy. Banner raksasa dibentangkan NSB bertuliskan “Selamat Datang Tim Pecundang”.
Tidak ingin berlarut-larut, match announcer meminta banner tersebut untuk segera diturunkan.
Polisi yang berjaga di pinggir lapangan juga sedikit terlihat mencoba untuk memerintah suporter untuk segera menurunkan banner.
Banner tersebut memang paling besar. Tapi, spanduk bertema serupa juga banyak dibentangkan para pendukung Serdadu Tridatu
untuk menunjukkan kekecewaan dan sakit hati mereka atas apa yang sudah dilakukan Bhayangkara FC dan PSSI musim lalu terhadap Bali United.
Para pemain, pelatih, dan ofisial Bhayangkara FC tahu hal tersebut. Mereka mengaku hal tersebut tidak enak dipandang mata.
Apalagi para suporter juga mencoba menjatuhkan I Putu Gede, bek kanan Bhayangkara asal Gianyar setiap kali menguasai bola.
Hal yang dilakukan NSB 12 dan suporter lainnya wajar karena kasus “Papa Minta Poin” musim lalu. Namun, Pelatih Bhayangkara Fc Simon McMenemy menyayangkan hal tersebut.
“Saya kecewa dengan spanduk dari suporter Bali United. Tapi, kami masih respect dengan mereka (Bali United) dan akhirnya Marinus Wanewar bisa mencetak dua gol tadi (kemarin),” kata Simon.
Sebelum pertandingan, eks pelatih Timnas Filipina ini sudah mengetahui bahwa ada tekanan suporter Serdadu Tridatu yang begitu besar untuk timnya.
Apalagi setelah spanduk besar tersebut dibentangkan oleh suporter. Pemain, pelatih, dan ofisial Bhayangkara FC yang duduk di bench hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat spanduk itu.
“Mereka (suporter Bali United) mungkin ingin membuat mental bertanding kami jatuh duluan. Saya sudah berpikir bahwa hanya ada dua kemungkinan atas kejadian ini.
Pertama adalah mengganggu serta merusak konsentrasi kami atau para pemain kami memiliki motivasi yang lebih. Mereka bermain militan sekali,” ucapnya.
Bagi pemain seperti Marinus Wanewar yang melesakkan dua gol untuk Bhayangkara FC, apa yang dilakukan oleh suporter Bali United membuatnya semakin bersemangat.
Selebrasinya pun seakan membungkam para suporter Bali United. Selebrasinya mirip dengan yang dilakukan Ezechiel N’Douasel di Persib dan Antoine Griezman.
“Selebrasi emosional tadi. Saya tidak bisa tahan untuk melakukan selebrasi itu karena tekanan suporter Bali United,” terangnya.