33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:58 PM WIB

Diterjang Ombak Besar, Panyengker Pura Ratu Gede Nusa Hancur

GIANYAR – Ombak besar yang terjadi sejak dua hari terakhir merusak panyengker atau tembok pura Pesimpangan Ratu Gede Nusa di Pantai Pering, Kecamatan Blahbatuh.

Tembok bagian timur dan bagian utara roboh kena terjang air pantai. Sejumlah patung di depan palinggih rusak, bahkan ada yang sampai tertanam pasir pantai.

Pasir pantai juga masuk ke areal pura yang diempon Puri Ageng Blahbatuh itu. Menurut warga Pering, Ketut Sudira, kerusakan tembok itu diketahui pada Rabu pagi (26/7).

“Hari Rabu sudah kelihatan tembok ini berantakan. Beton ada yang diseret jauh ke utara (letak pura di selatan dekat pantai, red),” jelasnya.

Kamis kemarin (27/7), kondisinya kian parah. Ada dua patung yang berada di palinggih padmasana tampak roboh.

“Satu patung ini tertanam pasir pantai. Pasir naik, masuk ke dalam areal palinggih ini,” ujarnya. Sedangkan, palinggih berupa padamasana masih berdiri kokoh.

Kemarin, dia bersama warga lainnya berusaha bersih-bersih sebisanya. “Patung yang tertanam ini berat sekali. Harus pelan-pelan membereskannya,” jelasnya.

Mengenai kerusakan pura tersebut, pria yang juga nelayan itu telah melapor ke pihak Puri Ageng Blahbatuh selaku pangempon.

Dikatakan Sudira, air laut juga sampai membasahi areal wantilan yang ada di Pura Suwun Kidul. Pura Suwun Kidul ini berada di selatan, tak jauh dari pura Pesimpangan Ratu Gede Nusa.

Kemarin, air pantai tampak menggenangi area pura Ratu Gede Nusa dan juga menggenangi halaman wantilan.

“Pura ini banyak didatangi masyarakat dari luar Gianyar, ada dari Jakarta juga ke Suwung Kidul, juga ke pura Ratu Gede Nusa. Masyarakat sampai mekemit di sini,” jelasnya.

Warga pun kaget dan tidak menyangka air laut begitu dahsyat. “Ini semacam siklus air besar. Tapi tumben begini sampai sugra merusak palinggih,” terangnya.

Dia pun berharap cuaca kembali normal. “Kalau besok (puncak bulan, red) Purnama, biasanya sore ini (kemarin, red) akan reda. Tapi akan lanjut lagi setelah Purnama,” tukasnya.

 

 

GIANYAR – Ombak besar yang terjadi sejak dua hari terakhir merusak panyengker atau tembok pura Pesimpangan Ratu Gede Nusa di Pantai Pering, Kecamatan Blahbatuh.

Tembok bagian timur dan bagian utara roboh kena terjang air pantai. Sejumlah patung di depan palinggih rusak, bahkan ada yang sampai tertanam pasir pantai.

Pasir pantai juga masuk ke areal pura yang diempon Puri Ageng Blahbatuh itu. Menurut warga Pering, Ketut Sudira, kerusakan tembok itu diketahui pada Rabu pagi (26/7).

“Hari Rabu sudah kelihatan tembok ini berantakan. Beton ada yang diseret jauh ke utara (letak pura di selatan dekat pantai, red),” jelasnya.

Kamis kemarin (27/7), kondisinya kian parah. Ada dua patung yang berada di palinggih padmasana tampak roboh.

“Satu patung ini tertanam pasir pantai. Pasir naik, masuk ke dalam areal palinggih ini,” ujarnya. Sedangkan, palinggih berupa padamasana masih berdiri kokoh.

Kemarin, dia bersama warga lainnya berusaha bersih-bersih sebisanya. “Patung yang tertanam ini berat sekali. Harus pelan-pelan membereskannya,” jelasnya.

Mengenai kerusakan pura tersebut, pria yang juga nelayan itu telah melapor ke pihak Puri Ageng Blahbatuh selaku pangempon.

Dikatakan Sudira, air laut juga sampai membasahi areal wantilan yang ada di Pura Suwun Kidul. Pura Suwun Kidul ini berada di selatan, tak jauh dari pura Pesimpangan Ratu Gede Nusa.

Kemarin, air pantai tampak menggenangi area pura Ratu Gede Nusa dan juga menggenangi halaman wantilan.

“Pura ini banyak didatangi masyarakat dari luar Gianyar, ada dari Jakarta juga ke Suwung Kidul, juga ke pura Ratu Gede Nusa. Masyarakat sampai mekemit di sini,” jelasnya.

Warga pun kaget dan tidak menyangka air laut begitu dahsyat. “Ini semacam siklus air besar. Tapi tumben begini sampai sugra merusak palinggih,” terangnya.

Dia pun berharap cuaca kembali normal. “Kalau besok (puncak bulan, red) Purnama, biasanya sore ini (kemarin, red) akan reda. Tapi akan lanjut lagi setelah Purnama,” tukasnya.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/