DENPASAR – Pileg 2019 masih kurang setahun lagi. Namun, “pertarungan” antara kubu Jokowi dengan Prabowo kian terasa di daerah. Tak terkecuali di Bali.
Malah, kelompok kontra Jokowi mulai menunjukkan aksinya. Salah satunya Demokrat. Bacaleg DPR RI Partai Demokrat Dapil Bali Gede Ngurah Widiada alias Pak Oles mengatakan, pasar Jokowi di Bali hanya di angka 52 persen.
“Pasar Jokowi di Bali 52 persen. 48 persen selain Jokowi atau ganti presiden. Garap 48 persen tersebut untuk Demokrat 20 persennya,” kata Pak Oles.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPD Gerindra Bali, Ida Bagus Putu Sukarta juga sangat antusias dengan pilihan Prabowo Subianto untuk kembali bertarung dengan Jokowi.
“Kami semua kader seluruh Indonesia dari Gerindra pasti akan mengusung kader terbaik kita, yaitu Bapak Haji Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden.
Kita sudah serahkan kekuasaan penuh kepada Beliau untuk mencari wakil dan koalisi. Sementara, saat ini Gerindra belum bisa mengusung sendiri,” ucapnya sembari menyebut jumlah 73 kursi Gerindra di Senayan.
Sukarta meyakini penyelenggaraan hajatan Pileg dan Pilres 2019 yang bersamaan akan mengangkat elektabilitas Partai Gerindra di mata masyarakat.
“Prabowo presiden, Gerindra menang. Itu harapan kita,” tegasnya. Lebih lanjut, Sukarta mengatakan Gerindra telah belajar dari kekalahan Pilpres 2014 silam.
“Belajar dari kelemahan itulah kita bisa belajar untuk memenangkan Pemilu 2019 mendatang. Kemarin itu survei Beliau (Prabowo, red) di awal kecil dan kini bisa mengimbangi Pak Jokowi.
Terbukti, di Jawa Tengah yang nota bene sama dengan Bali (kandang banteng, red) kita bisa mengimbangi. Di Jawa Barat kita bisa urutan nomor 2,” terang Sukarta.
Tagar #2019gantipresiden, ungkapnya, tidak akan berpengaruh pada Partai Gerindra, khususnya di Bali.
“Memang secara umum pertarungan itu, Pilpres dan Pileg untuk mengganti presiden. Kalau bilang tetap presiden berarti kita tidak bertarung.
2019 ganti presiden; secara konstitusi kita memang harus melaksanakan pergantian presiden,” tegasnya sembari menyebut menang dan kalah urusan nomor dua.