RadarBali.com – Buleleng sepertinya tidak kehabisan tradisi unik. Kali ini, ada di Desa Pakraman Yeh Sanih, Kubutambahan, Buleleng.
Desa tersebut Selasa (22/8) kemarin melakukan hari raya Nyepi untuk ke dua kalinya. Para warga pun menjalani Catur Brata Penyepian.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kelian Desa Pakraman Yeh Sanih Made Sukresna saat dikonfirmasi kemarin.
Katanya, tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun. “Inggih, hari ini sejumlah 500 KK warga Air Sanih menjalani Catur Berata Penyepian,” ungkapnya.
Dalam penuturannya, sebelum melakukan prosesi Nyepi adat di Desa Pakraman Yeh Sanih, pihaknya sebelumnya melakukan upacara pecaruan pada hari Senin (21/8) kemarin.
Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan seluruh umat serta sebagai kesempatan untuk introspeksi diri seraya mendekatkan diri dengan Ida Hyang Widi Wasa.
Nyepi Adat di Desa Pakraman Yeh Sanih menurut Dresta Adat setempat dilaksanakan setiap dua tahun sekali, persisnya pada tilem sasih karo.
“Nyepi adat dilaksanakan setiap 840 hari menurut kalender Bali, dan Nyepi ini intinya untuk mengawali rangkaian piodalan besar di seluruh pura yang ada di Desa Pakraman Yeh Sanih,” ungkapnya.
Untuk menghormati tradisi leluhur, seluruh instansi seperti sekolah, kantor desa, puskesmas, bahkan DTW Kolam Renang Yeh Sanih diliburkan.
“Seluruhnya libur, dan jalan-jalan desa pun ditutup untuk sementara. Pelaksanaannya, mulai Selasa (22/8) pukul 06.00 pagi sampai dengan Ngembak Nyepi jatuh pada Rabu (23/8) pukul 06.00 wita,” imbuhnya.
Mengingat jalur Air Sanih merupakan jalur yang dilintasi oleh umum, pihak desa memperkenankan bagi masyarakat lain untuk melintasi meski di desa tersebut sedang Nyepi.
Uniknya prosesi Nyepi khusus diberlakukan untuk Desa Pakraman Yeh Sanih. Sedangkan bagi masyarakat lain yang kebetulan melintas di jalur Nyepi tersebut diperbolehkan untuk melintas.
Namun, bila ketahuan yang melintasi tersebut adalah warga lain, maka akan dikenakan sanksi sesuai peraturan tersebut.