SEMARAPURA – Ombak besar yang terjadi Senin (30/7) lalu merupakan yang terbesar yang pernah ada. Tidak hanya membuat sejumlah rumah warga rusak, namun juga menimbulkan trauma bagi warga yang terkena dampak.
Seperti yang dialami keluarga Wayan Gede Sukadana yang merupakan warga Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan yang sejak 13 tahun tinggal di pesisir Pantai Pesinggahan.
Sukadana saat ditemui di kediamannya kemarin mengungkapkan, ombak besar biasa terjadi setiap tahun dan hanya sampai halaman rumahnya.
Namun yang terjadi Senin (30/7) lalu merupakan yang terbesar. Saking besarnya, air laut jauh melewati rumahnya hingga sejumlah barang miliknya hanyut.
Bahkan tembok dapurnya pun dibuat roboh. Ternak babinya pun sempat terseret ombak, syukurnya bisa segera diselamatkan.
“Kasur, baju, buku dan lainnya banyak semua. Perabotan saya juga hanyut. Jukung saya juga rusak. Mulai besar sejak pukul 06.00, tetapi paling besar mulai pukul 12.00,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, menurutnya, ombak besar yang mempora-porandakan isi rumahnya membuat anak dan istrinya trauma.
Sehingga mereka sejak Senin sore (30/7), tinggal di sebuah gudang yang lokasinya cukup jauh dari pesisir pantai dan kebetulan sedang tidak dipergunakan.
“Anak saya sampai tidak sekolah karena panas akibat trauma. Tidak berani dia ke rumah. Saya sudah lapor kerusakan yang saya alami ke kepala desa tadi karena kemarin masih sibuk ada upacara agama,” katanya.
Kondisi itu, juga dialami warga Desa Pesinggahan yang tinggal di pesisir Pantai Pesinggahan yang lainnya, Nengah Samba Yasa.
Samba mengungkapkan, ombak besar yang terjadi Senin (30/7) lalu membuat tembok pekarangan rumahnya roboh.
Tidak sampai di sana, sarana upacara yang telah dipersiapkannya untuk Upacara Ngeroras pada tanggal 11 Agustus mendatang juga ikut dihanyutkan ombak.
Dia terpaksa harus kembali mengeluarkan biaya untuk membeli sarana upacara. “Iya, ini harus membeli lagi karena sarana upacara saya hanyut. Semoga ombaknya bisa kembali normal,” tandasnya.