NEGARA – Angin kencang yang terjadi diperairan selat Bali sejak Rabu (1/8) kemarin sangat membahayakan pelayaran kapal.
Angin kencang diawal bulan Agustus ini memang sudah terjadi sejak pagi hari. Sesuai ramalam BMKG kecepatan angin di selat Bali antara 15 sampai 20 knot.
Namun kenyataanya kecepatan angin lebib dari 20 knot sehingga sangat menganggu pelayaran kapal. Angin kencang itu bukan saja membuat kapal oleng, tapi juga bisa mengakibatkan kapal terdorong sehingga hanyut atau kandas.
Selain itu juga mengakibatkan arus deras dan ombak besar di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi sehingga kapal sulit sandar di dermaga.
Dengan kondisi cuaca ekstrem yang membahayakan pelayaran kapal, Syahbandar memberlakukan pola buka tutup penyebrangan.
Penutupan pertama dilakukan pada Rabu (1/8) pukul 14.58 kemarin. Penutupan itu dilakukan karena angin kencang dengan kecepatan sekitar 30 knot sangat membahahkan kapal yang berlayar.
Saat penutupan penyeberangan, tidak terjadi antrean karena jumlah kendaraan yang akan menyebrang ke Jawa tidak banyak.
Setelah hampir satu jam, angin mulai mereda. Begitu juga ombak mulai mereda, sehingga penyeberangan dibuka lagi pukul 15.32.
Namun, beberapa jam kemudian angin kencang dan ombak besar serta arus kuat kembali terjadi sehingga Syahbandar kembali menutup penyebrangan pukul 19.00.
Saat penutupan kedua ini sempat terjadi penumpukan kendaraan di areal pelabuhan. Tetapi tidak lama kemudian cuaca kembali membaik dan pukul 19.45 penyeberangan dibuka kembali.
Namun, Kamis (2/8) siang angin kencang dan ombak besar di pelabuhan Ketapang serta arus kuat ditengah selat Bali kembali terjadi.
Sehingga Syahbandar yang melihat cuaca buruk itu membahayakan pelayaran kapal menutup penyeberangan mulai pukul 11.20.
“Penutupan penyebrangan sementara ini dilakukan untuk keselamatan pelayaran karena angin kencang sampai 30 knot dan ombak besar serta arus kuat terjadi di selat Bali
membahayakan pelayaran kapal. Kalau cuaca sudah bagus kami akan buka lagi,” ujar Perwira Jaga Syahbandar Gilimanuk Putu Wirawan.