25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:02 AM WIB

Sebelum Meninggal, Tim Dokter Petinju Nasional Valen Nahak Berencana…

DENPASAR – Kabar meninggalnya petinju nasional proyeksi Asian Games (AG) 2018 Valentinus Bria Nahak Kamis (2/8) malam mengagetkan publik Indonesia dan Bali.

Valen meninggal dunia setelah tidak kuat berjuang melawan penyakit tumor kelenjar getah bening stadium lanjut yang dideritanya.

Kakak kandung Valen, Julio Bria  mengaku sebenarnya Valen sudah dipindahkan ke ruang Angsoka sejak Rabu (1/8) lalu dari ruang Kamboja untuk menjalani kemoterapi.

Namun, menjelang kemoterapi, ternyata kondisi adiknya semakin menurun. “Rabu malam, sesaat setelah dipindah sempat makan bubur, kemudian istirahat. Tapi, tadi siang (kemarin siang) kondisinya menurun,” kata Julio.

Kemoterapi urung dilakukan karena kondisi  Valen yang semakin menurun. Petang kemarin, akhirnya Valen menghembuskan nafas terakhirnya.

“Kira-kira setelah magrib dia dikasih minum, tapi seperti sudah tak bernafas,” tuturnya. Sebelumnya, dokter yang menangani Valen, dr. I Wayan Losen Adnyana Sp-PD (K), mengatakan, kondisi Valen kemarin sangat lemah.

Jika diukur dengan ukuran kondisi umum pasien (karnopski), kondisi Valen masih berada di antara angka 30-40.

“Artinya, pasien harus lebih banyak di tempat tidur hingga kondisinya lebih fit. Kondisi tumor sudah stadium III ke atas. Jadi, satu-satunya tindakan adalah kemoterapi.

Namun karena kondisi pasien masih sangat lemah, ini menjadi pertimbangan khusus, sehingga kita tidak bisa memberikan kemoterapi sebelum pulih benar,” jelasnya beberapa hari lalu. 

Dijelaskan, kasus tumor kelenjar getah bening yang ada di rongga perut bisa menyerang siapa saja. Gejala umum yang biasanya dirasakan oleh penderita berupa pembesaran kelenjar getah bening, umumnya di leher, ketiak, dan selangkangan.

Akan tetapi ada juga gejala-gejala yang muncul tidak spesifik seperti pembesaran di perut. Juga ada gejala lain seperti gejala kejang-kejang karena mengalami tumor kelenjar getah bening di bagian otak. 

DENPASAR – Kabar meninggalnya petinju nasional proyeksi Asian Games (AG) 2018 Valentinus Bria Nahak Kamis (2/8) malam mengagetkan publik Indonesia dan Bali.

Valen meninggal dunia setelah tidak kuat berjuang melawan penyakit tumor kelenjar getah bening stadium lanjut yang dideritanya.

Kakak kandung Valen, Julio Bria  mengaku sebenarnya Valen sudah dipindahkan ke ruang Angsoka sejak Rabu (1/8) lalu dari ruang Kamboja untuk menjalani kemoterapi.

Namun, menjelang kemoterapi, ternyata kondisi adiknya semakin menurun. “Rabu malam, sesaat setelah dipindah sempat makan bubur, kemudian istirahat. Tapi, tadi siang (kemarin siang) kondisinya menurun,” kata Julio.

Kemoterapi urung dilakukan karena kondisi  Valen yang semakin menurun. Petang kemarin, akhirnya Valen menghembuskan nafas terakhirnya.

“Kira-kira setelah magrib dia dikasih minum, tapi seperti sudah tak bernafas,” tuturnya. Sebelumnya, dokter yang menangani Valen, dr. I Wayan Losen Adnyana Sp-PD (K), mengatakan, kondisi Valen kemarin sangat lemah.

Jika diukur dengan ukuran kondisi umum pasien (karnopski), kondisi Valen masih berada di antara angka 30-40.

“Artinya, pasien harus lebih banyak di tempat tidur hingga kondisinya lebih fit. Kondisi tumor sudah stadium III ke atas. Jadi, satu-satunya tindakan adalah kemoterapi.

Namun karena kondisi pasien masih sangat lemah, ini menjadi pertimbangan khusus, sehingga kita tidak bisa memberikan kemoterapi sebelum pulih benar,” jelasnya beberapa hari lalu. 

Dijelaskan, kasus tumor kelenjar getah bening yang ada di rongga perut bisa menyerang siapa saja. Gejala umum yang biasanya dirasakan oleh penderita berupa pembesaran kelenjar getah bening, umumnya di leher, ketiak, dan selangkangan.

Akan tetapi ada juga gejala-gejala yang muncul tidak spesifik seperti pembesaran di perut. Juga ada gejala lain seperti gejala kejang-kejang karena mengalami tumor kelenjar getah bening di bagian otak. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/