DENPASAR- Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin membeberkan estimasi kerugian yang dialami Bali sebagai imbas gempa Lombok.
Berdasar data terbaru, Rentin menyodorkan angka Rp 21.182.013.888. Selain itu juga disampaikan info sementara kerusakan yang masuk ke Pusdalops Bali di seluruh kabupaten/kota di Bali.
Mencakup 16 titik kerusakan di Badung, 8 titik di Denpasar, 28 titik di Bangli, 150 titik di Klungkung, 101 titik di Gianyar, 173 titik di Tabanan,
667 titik di Karangasem, 5 titik di Jembrana, dan 212 titik di Buleleng. “Pusat data (kerusakan yang dialami Bali, red) ada di Pusdalops,” ucap Rentin.
Direktur Eksekutif IDEP Ade Endriawan mengatakan tidak bisa dilepaskan dari upaya pengurangan risiko. Jadi, bukan hanya berkutat pada jumlah korban pascabencana.
Status tanggap darurat yang ditetapkan Provinsi NTB saat ini, ungkap Ade, hanya satu dari sekian komponen.
Pengurangan risiko bencana dipandangnya menjadi komponen utama yang bisa menyelamatkan nyawa seseorang.
Langkah yang wajib ditempuh adalah edukasi secara masif dan terancana kepada masyarakat.
“Tanggap darurat itu hanya satu komponen. Berbicara secara keseluruhan itu ada yang namanya pengurangan risiko bencana,” tandas Ade.
Dia mencontohkan, BPDB Provinsi Bali mustahil bisa mengevakuasi warga di Nusa Penida, Klungkung seandainya terdampak gempa dan tsunami langsung pada hari terjadinya bencana.
Hal inilah yang mengharuskan masyarakat paham prosedur menyelamatkan diri. Karena itu, Ade menilai edukasi terkait hal tersebut masih sangat kurang.