25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:41 AM WIB

Woow…Ternyata Ini Alasan Bek Asal Bali Merajalela di Timnas Indonesia

DENPASAR – Entah suatu kebetulan atau bukan. Jika dilihat dari Timnas U-16, U-19, dan U-23, masing-masing tim memiliki putra Bali.

Posisi mereka juga sama yakni sama-sama sebagai pemain bertahan. Komang Teguh Trisnanda menjadi andalan U-16 di bek tengah.

Kadek Raditya Maheswara juga hampir tidak tergantikan di Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri.

Di Timnas U-23 yang berlaga di Asian Games 2018, ada nama Putu Gede Juni Antara yang menempati posisi bek kanan.

Posisinya juga tidak tergantikan sejak dia bermain di Timnas U-19 lima tahun silam hingga SEA Games 2017 Malaysia.

Entah suatu kebetulan atau tidak, mengapa pemain bertahan asal Bali dominan di Timnas? Owner Putra Tresna IGAN Anom Jaksa mengatakan, sekarang ini memang eranya pemain bertahan asal Bali.

Tidak bisa dipungkiri juga masih ada sederet pemain bertahan berkualitas yang dimiliki Bali seperti bek kanan Bali United I Made Andhika Wijaya yang juga sempat ikut dalam TC Timnas U-23 di Jakarta, Februari lalu.

“Bisa dibilang ini eranya pemain bertahan. Kalau melihat seperti ini, saya jadi teringat masa-masa dimana Wayan Diana (Persebaya Surabaya) dan Anak Agung Rai Bawa (NIAC Mitra, Persebaya Surabaya).

Selain itu dulu ada masanya penjaga gawang dari Bali yang begitu dominan dan sempat beberapa kali memperkuat Timnas dimasanya,” terangnya.

Beberapa penjaga gawang yang dimaksud Anom Jaksa adalah eks Persebaya Surabaya I Gusti Putu Yasa dan mantan penjaga gawang dan legenda hidup PSIS Semarang yang saat ini menjadi Pelatih Kiper Persis Solo I Komang Putra.

Lantas pemain belakang asal Bali menajdi pilihan utama di Timnas apakah karena kebutuhan atau memang coba dicarikan posisi baru oleh pelatih mereka masing-masing?

Anom Jaksa menilai banyak pemain belakang asal Bali di Timnas memang karena faktor kebutuhan dan kualitas dari pemain tersebut.

“Kalau Komang Teguh, dimana saja bisa dimainkan. Dia kuat bertahan dan menyerang karena posturnya yang bagus. Kadek Raditya juga seperti itu.

Kalau Putu Gede awalnya di Putra Tresna adalah bek tengah. Tetapi di Timnas karena ada Hansamu dan dia memiliki kecepatan, akhirnya Putu Gede berubah sebagai bek sayap,” tutupnya. 

DENPASAR – Entah suatu kebetulan atau bukan. Jika dilihat dari Timnas U-16, U-19, dan U-23, masing-masing tim memiliki putra Bali.

Posisi mereka juga sama yakni sama-sama sebagai pemain bertahan. Komang Teguh Trisnanda menjadi andalan U-16 di bek tengah.

Kadek Raditya Maheswara juga hampir tidak tergantikan di Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri.

Di Timnas U-23 yang berlaga di Asian Games 2018, ada nama Putu Gede Juni Antara yang menempati posisi bek kanan.

Posisinya juga tidak tergantikan sejak dia bermain di Timnas U-19 lima tahun silam hingga SEA Games 2017 Malaysia.

Entah suatu kebetulan atau tidak, mengapa pemain bertahan asal Bali dominan di Timnas? Owner Putra Tresna IGAN Anom Jaksa mengatakan, sekarang ini memang eranya pemain bertahan asal Bali.

Tidak bisa dipungkiri juga masih ada sederet pemain bertahan berkualitas yang dimiliki Bali seperti bek kanan Bali United I Made Andhika Wijaya yang juga sempat ikut dalam TC Timnas U-23 di Jakarta, Februari lalu.

“Bisa dibilang ini eranya pemain bertahan. Kalau melihat seperti ini, saya jadi teringat masa-masa dimana Wayan Diana (Persebaya Surabaya) dan Anak Agung Rai Bawa (NIAC Mitra, Persebaya Surabaya).

Selain itu dulu ada masanya penjaga gawang dari Bali yang begitu dominan dan sempat beberapa kali memperkuat Timnas dimasanya,” terangnya.

Beberapa penjaga gawang yang dimaksud Anom Jaksa adalah eks Persebaya Surabaya I Gusti Putu Yasa dan mantan penjaga gawang dan legenda hidup PSIS Semarang yang saat ini menjadi Pelatih Kiper Persis Solo I Komang Putra.

Lantas pemain belakang asal Bali menajdi pilihan utama di Timnas apakah karena kebutuhan atau memang coba dicarikan posisi baru oleh pelatih mereka masing-masing?

Anom Jaksa menilai banyak pemain belakang asal Bali di Timnas memang karena faktor kebutuhan dan kualitas dari pemain tersebut.

“Kalau Komang Teguh, dimana saja bisa dimainkan. Dia kuat bertahan dan menyerang karena posturnya yang bagus. Kadek Raditya juga seperti itu.

Kalau Putu Gede awalnya di Putra Tresna adalah bek tengah. Tetapi di Timnas karena ada Hansamu dan dia memiliki kecepatan, akhirnya Putu Gede berubah sebagai bek sayap,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/