32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:17 PM WIB

Tak Disangka, Ternyata Sarkofagus Berisi Tulang Itu Awalnya…

BANGLI – Sebuah sarkofagus, atau peti mati di era purbakala ditemukan Minggu (12/8) lalu di areal subak Dugul, Banjar Selat Peken, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Pertama kali benda purbakala itu ditemukan oleh petani setempat, I Nengah Lodra yang sedang menggarap lahan pertanian miliknya.

Kemarin (14/8), temuan yang terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian alas dan bagian tutup itu telah dipagari menggunakan kayu.

Pemilik lahan Nengah Lodra, didampingi adiknya, I Nyoman Lesmana awalnya membersihkan pematang sawah pada Sabtu lalu (11/8) pukul 11.00. Pada saat membersihkan pematang sawah, Lodra melihat benda yang aneh.

Karena ada rasa penasaran Nengah Lodra yang juga tukang ukir melanjutkan untuk menggali.

“Karena penasaran saya lanjutkan untuk menggali. Awal terlihat sekitar 10 centimeter. semakin dalam digali saya lihat ada batu padas

dan diujungnya seperti telingan. Saya kepikiran bahwa itu lingga yoni. Saya putuskan untuk menggali lagi,” ungkapnya,

Proses penggalian dia lanjutkan Minggu hingga bentuk benda yang tertanam di kedalaman kurang lebih 2 meter itu terlihat jelas.

“Terlihat bagian atasnya, dan ukuranya cukup besar. Pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan kepada kelihan dusun I Nyoman Kandra. Selanjutnya diteruskan ke Kepala Desa,” ujarnya.

Kemudian pada Selasa kemarin, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama kepolisian mendatangi lokasi penemuan.

Petugas meminta warga mengangkat benda berbentuk oval yang didalamnya berbentuk persegi itu. Setelah diukur, sarkofagus itu setinggi 1,2 meter dengan lebar 1 meter.

Di dalamnya terdapat serpihan yang diduga tulang manusia. Juga ada lempengan batu menyerupai kapak.

“Tulang-tulang yang tertutup lumpur langsung kami bersihkan dan oleh petugas di masukan ke dalam kantong plastik. Benda-benda tersebut selanjutnya dimasukan kembali ke dalam sarkofagus,” ujarnya.

Setelah dibersihkan sarkofagus dipagari, dirantai kemudian gembok. Hal tersebut untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami juga menghaturkan sesodan diatas sarkofagus. Sebagai kepercayaan akan keberadaan leluhur,” sebutnya. Mengenai temuan tulang, warga juga berencana bertanya kepada sulinggih. 

 

BANGLI – Sebuah sarkofagus, atau peti mati di era purbakala ditemukan Minggu (12/8) lalu di areal subak Dugul, Banjar Selat Peken, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Pertama kali benda purbakala itu ditemukan oleh petani setempat, I Nengah Lodra yang sedang menggarap lahan pertanian miliknya.

Kemarin (14/8), temuan yang terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian alas dan bagian tutup itu telah dipagari menggunakan kayu.

Pemilik lahan Nengah Lodra, didampingi adiknya, I Nyoman Lesmana awalnya membersihkan pematang sawah pada Sabtu lalu (11/8) pukul 11.00. Pada saat membersihkan pematang sawah, Lodra melihat benda yang aneh.

Karena ada rasa penasaran Nengah Lodra yang juga tukang ukir melanjutkan untuk menggali.

“Karena penasaran saya lanjutkan untuk menggali. Awal terlihat sekitar 10 centimeter. semakin dalam digali saya lihat ada batu padas

dan diujungnya seperti telingan. Saya kepikiran bahwa itu lingga yoni. Saya putuskan untuk menggali lagi,” ungkapnya,

Proses penggalian dia lanjutkan Minggu hingga bentuk benda yang tertanam di kedalaman kurang lebih 2 meter itu terlihat jelas.

“Terlihat bagian atasnya, dan ukuranya cukup besar. Pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan kepada kelihan dusun I Nyoman Kandra. Selanjutnya diteruskan ke Kepala Desa,” ujarnya.

Kemudian pada Selasa kemarin, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama kepolisian mendatangi lokasi penemuan.

Petugas meminta warga mengangkat benda berbentuk oval yang didalamnya berbentuk persegi itu. Setelah diukur, sarkofagus itu setinggi 1,2 meter dengan lebar 1 meter.

Di dalamnya terdapat serpihan yang diduga tulang manusia. Juga ada lempengan batu menyerupai kapak.

“Tulang-tulang yang tertutup lumpur langsung kami bersihkan dan oleh petugas di masukan ke dalam kantong plastik. Benda-benda tersebut selanjutnya dimasukan kembali ke dalam sarkofagus,” ujarnya.

Setelah dibersihkan sarkofagus dipagari, dirantai kemudian gembok. Hal tersebut untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami juga menghaturkan sesodan diatas sarkofagus. Sebagai kepercayaan akan keberadaan leluhur,” sebutnya. Mengenai temuan tulang, warga juga berencana bertanya kepada sulinggih. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/