MANGUPURA – Sejak diberlakukan aturan baru dengan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), penambahan jumlah siswa, membuat para siswa berebut mencari sekolah negeri.
Begitu juga di Kabupaten Badung. Para siswa hampir dominan ditampung di sekolah negeri. Apalagi segala fasilitas sekolah negeri ditanggung oleh Pemkab Badung alias gratis.
Sehingga nasib sekolah swasta khususnya tingkat SMP Swasta di Kabupaten Badung kian merana. Karena sepi peminat dan nyaris tidak mendapat siswa baru.
Berdasar penelusuran Jawa Pos Radar Bali, ada tiga sekolah SMP Swasta yang tidak kebagian siswa pada tahun ajaran 2018/2019.
Di antaranya SMP Parama Dipta Gulingan, SMP PGRI Baha, dan SMP Pandawa Abiansemal.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Ketut Widia Astika tak menampik kondisi sejumlah SMP swasta yang tidak mendapat siswa.
Namun, hal ini dikarenakan berbagai faktor. “Kalau sekolah tidak dapat murid penyebabnya banyak. Itu artinya sekolah tidak diminati masyarakat atau lulusan SD sudah tertampung semua di SMP negeri,” kata Widia Astika.
Selain pendidikan gratis dan fasilitas untuk sekolah negeri, aturan penambahan daya tampung sekolah negeri juga menjadi salah satu faktor penyebab tinggi minat untuk bersekolah di negeri.
“Bukan hanya daya tampung yang ditambah, kami juga membangun sekolah baru untuk SMP Negeri,” terang birokrat asal Kerobokan, Kuta Utara ini.
Lebih lanjut, kalau sekolah swasta agar tetap diminati masyarakat, mereka harus mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya, khususnya negeri.
Begitu juga adanya tiga SMP Swasta yang tidak mendapat siswa, Widia Astika pun tak membantah hal tersebut.
Hanya saja, masih banyak sekolah swasta yang bisa bersaing bahkan sampai menolak siswa. “Contoh SMP K 2 Harapan di Dalung dan SMP Pancasila Canggu. Sekolah ini tidak kekurangan siswa,” pungkasnya.