31.6 C
Jakarta
20 November 2024, 10:14 AM WIB

MIMIH!!! Sebelum Bunuh Ibu Tiri, Astawa Sempat Minta Uang Rp 30 Juta

TAMBLANG – Penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Ni Wayan Gunami, 60, oleh anak tirinya, Ketut Budi Astawa alias Paros, 24, berlanjut.

Kemarin Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Denpasar melakukan olah tempat kejadian perkara di Pasar Tamblang.

Selain olah TKP, kepolisian berencana mengotopsi jenazah korban. Jenazah korban sendiri bakal diotopsi di RSUP Sanglah hari ini.

Setelah melalui proses otopsi, rencananya jenazah korban akan disemayamkan di rumah duka yang ada di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan.

Keluarga besar korban kini tengah menyiapkan upacara penguburan yang rencananya dilakukan pada Rabu (22/8) besok.

Pantauan di rumah duka korban, pihak keluarga tengah sibuk menyiapkan banten. Adik-adik dari korban Wayan Gunami pun berusaha menyelesaikan banten secepat mungkin.

Ditemui di rumah duka, adik korban Wayan Gunami, Made Rediani, mengaku masih trauma dengan kejadian tersebut.

Terlebih Rediani melihat dengan mata kepalanya sendiri, insiden maut tersebut. “Ngeri saya kalau ingat itu,” kata Rediani.

Menurutnya, beberapa bulan sebelum kejadian, korban sempat bercerita bahwa tersangka yang notabene anak tirinya itu, sempat meminta uang Rp 30 juta.

Hanya saja, korban belum menyanggupi karena belum punya uang. “Rencananya kalau barangnya sudah laku, entah rumah, tanah, entah mobil,

mungkin nanti mau dikasih setengahnya. Karena bapaknya ini (Made Dika, Red) belum ngaben, jadi kan masih perlu biaya,” kata Rediani.

Konon saat tersangka meminta uang, sempat dipergoki oleh salah satu paman tersangka. Saat itu tersangka ditegur karena korban sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi, karena sudah cerai mati dengan ayah kandung tersangka.

“Memang sempat ditegur sama pamannya. Setelah itu dia (tersangka) nggak pernah datang lagi. Baru kemarin (Sabtu, Red) ini datang lagi dan langsung kejadian,” ceritanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan terjadi di Pasar Desa Tamblang, sekitar pukul 17.00 Sabtu sore lalu. korban Ni Wayan Gunami, 60, dibunuh oleh anak tirinya, Ketut Budi Astawa alias Paros dengan menggunakan pisau temutik.

Korban ditusuk saat sedang berjualan. Korban disebut ditusuk sebanyak tiga kali. Bahkan setelah rebah di tanah, korban masih sempat ditusuk hingga mata pisau tertinggal di perut kiri korban.

Diduga kasus pembunuhan itu berkaitan dengan insiden kasus pembunuhan yang menimpa Made Dika, di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, pada Februari 2017 lalu.

Made Dika merupakan suami dari Ni Wayan Gunami dan juga ayah kandung dari Ketut Budi Astawa alias Paros.

Saat Made Dika dibunuh pada Februari lalu, Ni Wayan Gunami menjadi saksi kunci karena Dika dan Gunami saat itu tengah mengendarai mobil menuju Desa Sukawana, Bangli. 

TAMBLANG – Penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Ni Wayan Gunami, 60, oleh anak tirinya, Ketut Budi Astawa alias Paros, 24, berlanjut.

Kemarin Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Denpasar melakukan olah tempat kejadian perkara di Pasar Tamblang.

Selain olah TKP, kepolisian berencana mengotopsi jenazah korban. Jenazah korban sendiri bakal diotopsi di RSUP Sanglah hari ini.

Setelah melalui proses otopsi, rencananya jenazah korban akan disemayamkan di rumah duka yang ada di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan.

Keluarga besar korban kini tengah menyiapkan upacara penguburan yang rencananya dilakukan pada Rabu (22/8) besok.

Pantauan di rumah duka korban, pihak keluarga tengah sibuk menyiapkan banten. Adik-adik dari korban Wayan Gunami pun berusaha menyelesaikan banten secepat mungkin.

Ditemui di rumah duka, adik korban Wayan Gunami, Made Rediani, mengaku masih trauma dengan kejadian tersebut.

Terlebih Rediani melihat dengan mata kepalanya sendiri, insiden maut tersebut. “Ngeri saya kalau ingat itu,” kata Rediani.

Menurutnya, beberapa bulan sebelum kejadian, korban sempat bercerita bahwa tersangka yang notabene anak tirinya itu, sempat meminta uang Rp 30 juta.

Hanya saja, korban belum menyanggupi karena belum punya uang. “Rencananya kalau barangnya sudah laku, entah rumah, tanah, entah mobil,

mungkin nanti mau dikasih setengahnya. Karena bapaknya ini (Made Dika, Red) belum ngaben, jadi kan masih perlu biaya,” kata Rediani.

Konon saat tersangka meminta uang, sempat dipergoki oleh salah satu paman tersangka. Saat itu tersangka ditegur karena korban sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi, karena sudah cerai mati dengan ayah kandung tersangka.

“Memang sempat ditegur sama pamannya. Setelah itu dia (tersangka) nggak pernah datang lagi. Baru kemarin (Sabtu, Red) ini datang lagi dan langsung kejadian,” ceritanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan terjadi di Pasar Desa Tamblang, sekitar pukul 17.00 Sabtu sore lalu. korban Ni Wayan Gunami, 60, dibunuh oleh anak tirinya, Ketut Budi Astawa alias Paros dengan menggunakan pisau temutik.

Korban ditusuk saat sedang berjualan. Korban disebut ditusuk sebanyak tiga kali. Bahkan setelah rebah di tanah, korban masih sempat ditusuk hingga mata pisau tertinggal di perut kiri korban.

Diduga kasus pembunuhan itu berkaitan dengan insiden kasus pembunuhan yang menimpa Made Dika, di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, pada Februari 2017 lalu.

Made Dika merupakan suami dari Ni Wayan Gunami dan juga ayah kandung dari Ketut Budi Astawa alias Paros.

Saat Made Dika dibunuh pada Februari lalu, Ni Wayan Gunami menjadi saksi kunci karena Dika dan Gunami saat itu tengah mengendarai mobil menuju Desa Sukawana, Bangli. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/