GILIMANUK – Meski tidak sepadat arus mudik Lebaran, namun pemudik yang ingin merayakan Idul Adha di kampung halamanya, cukup membludak.
Mereka yang pulang ke Jawa melalui pelabuhan Gilimanuk sebagian besar mengunakan sepeda motor dan penumpang pejalan kaki.
Membludaknya pemudik yang pulang kampung untuk merayakan Idul Adha, mulai terjadi sejak Senin (20/8) malam dan berlanjut sampai Selasa (21/8) malam.
Mereka sebagian besar warga dari wilayah timur provinis Jawa Timur seperti Banyuwangi, Jember, Situbondo dan sekitarnya.
“Kebetulan proyek tempat saya kerja sudah selesai. Jadi kami pulang untuk merayakan Idul Adha di kampung,” ujar Mamat buruh bangunan asal Genteng, Banyuwangi.
Rohmat asal Muncar mengaku sengaja meminta libur agar bisa pulang kampung untuk merayakan Idul Adha bersama keluarganya.
“Saya sudah diberi libur untuk pulang kampung merayakan Idul Adha, dirumah paling lama tiga haru,” ujarnya.
Membludaknya pemudik bersepeda motor yang terus mengalir membuat polisi yang bertugas memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan sibuk.
“Jumlah sepeda motor yang menyebrang mengalami peningkatan sejak Senin malam. Sedangkan mobil juga cukup banyak sehingga terjadi antrean didepan loket tiket sampai di terminal maneuver.
“Memang untuk penumpang pejalan kaki dan sepeda motor mengalami peningkatan mulai Senin malam,” ujar General Manajer (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang-Gilimanuk Solikin.
Menurutnya untuk sepeda motor yang menyebrang ke Jawa terjadi di hari-hari biasa hanya 100 unit sampai 1500 unit pada H-1 Idul Adha ini naik sekitar 7 persen.
Penumpang pejalan kaki dari hari biasa yang rata-rata 1000 orang naik hanya 3 persen dan mobil yang hari biasa yang rata-rata 500 sampai 600 unit naik 7 persen.
Dengan 32 unit kapal yang diprasikan serta didukung cuaca yang bersahabat, penyebrangan bisa berjalan lancar.
“Arus penyebrangan tidak mengalami masalah. Begitu dapat tiket sudah bisa naik kapal dan menyebrang. Cuaca yakni angin dan gelombang serta arus juga tidak menganggu,” pungkasnya.