DENPASAR-Fenomena “The Power of Emak-Emak” sebutan bagi ibu-ibu yang ngawur saat berkendara ternyata kian meresahkan.
Terbukti, akibat fenomena itu menyebabkan angka kecelakaan lalulintas (lakalantas) di Bali meningkat tajam.
Peningkatan jumlah lakalantas, terungkap dari rilisDitektorat Lalulintas Polda Bali, Kamis (23/8) siang.
Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Bali, AKBP Nyoman Sukasena menyebutkan, selama semester I Tahun 2018, Polda Bali mencatat jumlah lakalantas di Bali mencapai 1089 kasus.
Angka itu, kata Sukasena naik 9 persen dibandingkan jumlah lakalantas pada semester II Tahun 2017 silam, yang hanya mencapai 999 kasus.
Lebih rinci, akibat lakalantas yg terjadi selama semester I/2018 ini, Polda Bali mencatat korban meninggal dunia sebanyak 229 orang, luka berat mencapai 103 orang, dan luka ringan mencapai 1524 orang.
Kasus terbanyak terjadi di Denpasar, menyusul Buleleng, Tabanan, Gianyar Klungkung, Bangli, Karangasem, Jembrana dan Badung,” tambah Sukasena.
Sementara itu, jenis posisi kecelakaan yabg terjadi, posisi tertinggi yakni tabrakan depan lawan samping sebanyak 22 persen.
Depan lawan depan sebanyak 19 persen, kecelakaan tunggal 16 persen, tabrak manusia 14 persen, tabrak hewan 7 persen, dan tabrak beruntun sebanyak 2 persen.
“Kecelakaan depan lawan samping itu misalnya orang dari pekarangan rumah yang ke jalan umum, tidak toleh kiri kanan akhirnya terkadi tabrakan dengan kendaraan di jalan umum.
Terus juga emak-emak yang rating kiri belok kanan ataupun sebaliknya,”tandas AKBP Sukasena
Sedangkan untuk jenis kendaraan yang terlibat dalam kecalakaan yakni, sepeda motor sebanyak 77 persen, mobil penumpang 11 persen, mobil barang 11 persen dab bus sebanyak 1 persen.