DENPASAR – Selama berkarier di dunia pencak silat, Komang Harik Adi Putra sudah pernah merasakan bertarung di kelas F dan kelas E.
Di SEA Games 2017 Malaysia, dia sempat bertarung di kelas F putra 70 – 75 kg. Saat itu, dia hanya mampu mempersembahkan medali perunggu.
Tapi, jajaran Pelatih Timnas Pencak Silat Indonesia melihat potensi terbesar Komang Harik ada di kelas E Putra 65 – 70 kg.
Dan benar saja, Komang Harik bisa kembali berjaya di kelas E hingga puncaknya terjadi kemarin saat berhasil mempersembahkan medali emas ke-17 untuk Indonesia dan perdana
untuk Bali di Asian Games 2018 Jakarta – Palembang setelah mampu mengalahkan pesilat asal Malaysia Jamari Mohd Al Jufferi dengan skor 4-1 di Padepokan Pencak Silat TMII.
Dua pertemuan perdana dengan Al Jufferi, dia selalu tumbang. Pertemuan pertama terjadi di Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Bali, Desember 2016.
Saat itu, Komang Harik kalah di partai semifinal dan hanya meraih medali perunggu. Saat Belgia Open 2017, Komang Harik kembali kalah di babak semifinal menghadapi Al Jufferi. Dia lagi-lagi hanya meraih medali perunggu.
“Awal pertemuan saya dengan Al Jufferi terjadi saat Kejuaraan Dunia di Bali. Saya belum pernah bertemu dia tetapi saya tahu kekuatan dia seperti apa.
Waktu SEA Games 2017, saya tidak ketemu dia karena naik kelas ke kelas F. Pelatih melihat potensi saya, akhirnya saya turun lagi ke kelas E.
Di Belgia Open ketemu lagi dan akhirnya kalah lagi. Waktu itu poin tipis dan saya sempat terpeleset,” ucapnya.
Berbagai kegagalan dan kegagalan mengalahkan AL Jufferi, membuat putra pasangan I Ketut Mudastra dan Ni Nyoman Sarianis ini terlecut semangatnya untuk bisa menghentikan dominasi Al Jufferi.
“Saya jengah. Di Test Event Asian Games lalu saya coba memperbaiki penampilan dan akhirnya saya kembali bertemu dengan dia. Itu pertarungan saya yang ketiga
dan akhirnya bisa menang dan merebut medali emas. Saya terus berusaha dan berlatih hingga puncaknya di Asian Games kali ini, saya bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia,” ucapnya.
Baginya, pesilat-pesilat asal Malaysia sudah berkembang cukup pesat dan bisa dikatakan menjadi lawan paling berat untuk Indonesia kedepannya. Termasuk di Asian Games 2018 kali ini.
“Menarik untuk melawan Malaysia. Yang penting saya tetap fokus, disiplin, dan percaya diri saja. Yang utama di pencak silat adalah tetap tenang. Kalau terbawa emosi, serangan apapun yang kita lakukan akan buyar,” tuturnya.