29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:30 AM WIB

Woow…Badung Bakal Kembangkan Techno Park Berbasis Pariwisata

DENPASAR – Kabupaten Badung berencana mengembangkan agro techno pada 2019 mendatang. Lahan untuk pengembangan agro techno rencananya berlokasi di Kecamatan Petang dengan luas lahan antara 5 – 50 hektare.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana mengatakan, pengembangan sektor pertanian yang diplot untuk pariwisata ini untuk pertanian kopi dan jeruk.

Selain itu, ada juga aktivitas peternakan sapi. “Dalam waktu dekat ini akan dilakukan kajian studi terlebih dahulu.

Kami juga telah melakukan studi banding di Boyolali dan Klaten. Tapai kalau disana kan pengembangan bibit padi unggul,” tuturnya.

Untuk konsepnya, diakui masih belum dibuat. Ini mengingat tahapannya sejauh ini masih perencanaan.

Namun, pengembangan kopi dan jeruk di Wilayah Petang yang menjadi lahan pengembangan sejatinya sudah berlangsung.

Hanya saja saat ini perlu lembaga untuk pengelolaan agar bisa lebih tertata. “Embrio (lahan) sudah ada, tinggal kita merakit saja,” kata Oka.

Rencananya, para pengunjung atau wisatawan yang datang bisa terlibat langsung dalam kegiatan bertani atau beternak bersama warga setempat.

Seperti kegiatan membajak sawah atau tanah, memetik jeruk dan lainnya. “Wisatawan juga bisa minum kopi langsung dan tracking. Jadi ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan,” pungkasnya.

DENPASAR – Kabupaten Badung berencana mengembangkan agro techno pada 2019 mendatang. Lahan untuk pengembangan agro techno rencananya berlokasi di Kecamatan Petang dengan luas lahan antara 5 – 50 hektare.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana mengatakan, pengembangan sektor pertanian yang diplot untuk pariwisata ini untuk pertanian kopi dan jeruk.

Selain itu, ada juga aktivitas peternakan sapi. “Dalam waktu dekat ini akan dilakukan kajian studi terlebih dahulu.

Kami juga telah melakukan studi banding di Boyolali dan Klaten. Tapai kalau disana kan pengembangan bibit padi unggul,” tuturnya.

Untuk konsepnya, diakui masih belum dibuat. Ini mengingat tahapannya sejauh ini masih perencanaan.

Namun, pengembangan kopi dan jeruk di Wilayah Petang yang menjadi lahan pengembangan sejatinya sudah berlangsung.

Hanya saja saat ini perlu lembaga untuk pengelolaan agar bisa lebih tertata. “Embrio (lahan) sudah ada, tinggal kita merakit saja,” kata Oka.

Rencananya, para pengunjung atau wisatawan yang datang bisa terlibat langsung dalam kegiatan bertani atau beternak bersama warga setempat.

Seperti kegiatan membajak sawah atau tanah, memetik jeruk dan lainnya. “Wisatawan juga bisa minum kopi langsung dan tracking. Jadi ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/