DENPASAR– Setelah empat tahun berjuang melawan penyakit kanker payudara, istri Bupati Bangli, Ni Luh Putu Erik Wiryiani mengembuskan nafas terakhir, Kamis (5/9) pagi kemarin di RS Sanglah.
Meninggalnya almarhum membuat Bupati I Made Gianyar sangat kehilangan teman hidup yang telah menemani hidupnya selama 23 tahun terakhir.
Bupati I Made Gianyar saat ditemui kemarin di rumah duka RS Sanglah bercerita panjang tentang istrinya. Tampak dia harus menahan rasa sedih di depan kerabat-kerabat yang datang.
Politisi PDIP ini menuturkan, sang istri sempat dinyatakan bersih dari kanker setelah melakukan pengobatan berapa kali.
Namun, pada tahun 2016 ada bintik-bintik merah muncul di beberapa bagian tubuhnya. Pihaknya kemudian berkonsultasi dengan dokter di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dokter langsung memintanya untuk datang. Ternyata kanker sudah menyebar sampai organ hati. “Dirujuk ke RSCM, langsung kemoterapi. Sudah bersih. Sudah evaluasi bersih. Ibu juga sudah beraktivitas. Ngantor biasa. Menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
Tetap berdisplin. 2016 ada bintik-bintik merah di bagian tubuhnya. Ada penyebaran ke hati. Padahal terus mengkonsumsi obat. Dan, sudah kemoterapi,” ucap Bupati Gianyar.
Mendiang adalah wanita yang sangat aktif, bekerja sebagai sebagai ASN, Ketua Tim Penggerak PKK, staff ahli bupati, dan Ketua YLKI. Tapi, rupanya, Sang Hyang Widi Wasa terlalu sayang kepada almarhumah.
Almarhum meninggalkan dua orang anak yang sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah. Yakni, Ananta Wicaksaba Wiryagian, 22,
saat ini kuliah di jurusan Teknik Arsitektur, ITS, Surabaya, Jawa Timur, dan Sintya Wulandari Wiryagian, 21, yang kuliah prodi Akuntansi, UGM, Jogjakarta.
Ironisnya, keinginan terbesar Erik ingin melihat anaknya wisuda tak tercapai. Hidup ini memang rahasia ilahi.