DENPASAR – Bupati Bangli I Made Gianyar masih menahan rasa kesedihan mendalam pasca meninggalnya sang istri Ni Luh Putu Erik Wiryiani, kemarin (5/9) pagi di RS Sanglah.
Meski begitu, politisi PDIP ini berusaha tegar saat kerabat, anak buah, dan para politisi Bali menyambanginya ke RSUP Sanglah untuk menjenguk almarhumah.
Mendiang sendiri adalah wanita yang sangat aktif. Selain bekerja sebagai sebagai ASN, almarhumah adalah ketua tim penggerak PKK, staff ahli bupati, dan ketua YLKI.
Bupati Bangli I Made Gianyar saat ditemui di RSUP Sanglah mengatakan, hal yang dia sesali sampai sekarang dengan kepergian sang istri, adalah belum pernah merayakan ulang tahun pernikahan setiap 14 Juli.
Selama ini, Bupati Gianyar hanya bisa berjanji dan berjanji. Kesibukannya sebagai seorang bupati membuat dirinya tidak bisa dia menempati janji itu.
Keinginan yang lain adalah bisa merayakan ulang tahun pernikahan ke 25 bersama-sama pada tahun 2020.
Sayangnya, itu hanya menjadi impian. Sang istri justru dipanggil menghadap sang khalik. Menurut rencana, jenazah almarhumah akan dimakamkan hari ini.
Pasalnya di Desa Bunutin, Bangli sedang ada karya ngenteg linggih madudusan agung. Sehingga belum bisa dilakukan upacara sebagaimana mestinya.
“Dikubur biasa. Karena ada karya. Sementara jenazah ditanam . Untuk ngaben, kira-kira 2 tahun lagi ikut ngaben massal.
Desa adat saya tidak boleh membakar mayat. Pengempon Pura Puncak Penulisan tidak boleh melakukan pembakaran mayat,” tukasnya.
Almarhum meninggalkan dua orang anak yang sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah. Yakni, Ananta Wicaksaba Wiryagian, 22, saat ini kuliah jurusan Teknik Arsitektur, ITS, Surabaya, Jawa Timur.
Satu lagi Sintya Wulandari Wiryagian, 21, yang tengah menjalani pendidikan di Prodi Akuntansi, UGM, Jogjakarta.