25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:43 AM WIB

BNPB Catat 4.053 Desa Alami Kekeringan, Kondisi Bali..

MESKI kondisi musim kemarau 2018 berlangsung secara normal, namun sejumlah wilayah di Indonesia mulai mengalami dampak kekeringan.

Berdasarkan data yang dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB), kekeringan melanda luas di 4.053 desa dari total 88 kecamatan, 111 kabupaten kota di 11 provinsi

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan, akibat kekeringan, itu sebanyak 4,87 juta jiwa terdampak. Masyarakat terdampak mulai mengalami kekurangan air bersih dan harus mencari sumber air di tempat lain.

Sedangkan untuk kondisi Bali, kata Sutopo, pendataan kekeringan di wilayah Bali masih dilakukan.

Namun begitu, kata Sutopo mengacu dari studi neraca air yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 1995 menunjukkan bahwa, surplus air hanya terjadi pada musim hujan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Studi itu, kata dia juga berkorelasi dengan hasil penelitian neraca air pada tahun 2013, serta studi Bappenas 2017 menunjukkan hasil bahwa ketersediaan air yang ada sudah tidak mencukupi seluruh kebutuhan pada musim kemarau di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

“ Jadi tidak aneh jika selama musim kemarau terjadi kekeringan, khusus di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” tandas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Mengantisipasi terjadinya kekeringan, saat ini  BPBD dibantu SKPD, dunia usaha dan relawan dengan mengirimkan droping air bersih melalui mobil tangka air. “Jutaan liter telah didistribusikan kepada masyarakat,”tandasnya.

Sedangkan upaya jangka panjang pemerintah melalui berbagai macam pembangunan, seperti pembangunan waduk/bendungan, rehabilitasi hutan dan daerah aliran sungai, pembangunan jaringan air bersih, meningkatkan pembangunan embung, konservasi tanah dan air, peningkatan kualitas lingkungan dan sebagainya.

“Pembangunan ini juga harus diikuti gerakan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dan pelestarian lingkungan hidup,” ujar Sutopo. 

 

MESKI kondisi musim kemarau 2018 berlangsung secara normal, namun sejumlah wilayah di Indonesia mulai mengalami dampak kekeringan.

Berdasarkan data yang dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB), kekeringan melanda luas di 4.053 desa dari total 88 kecamatan, 111 kabupaten kota di 11 provinsi

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan, akibat kekeringan, itu sebanyak 4,87 juta jiwa terdampak. Masyarakat terdampak mulai mengalami kekurangan air bersih dan harus mencari sumber air di tempat lain.

Sedangkan untuk kondisi Bali, kata Sutopo, pendataan kekeringan di wilayah Bali masih dilakukan.

Namun begitu, kata Sutopo mengacu dari studi neraca air yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 1995 menunjukkan bahwa, surplus air hanya terjadi pada musim hujan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Studi itu, kata dia juga berkorelasi dengan hasil penelitian neraca air pada tahun 2013, serta studi Bappenas 2017 menunjukkan hasil bahwa ketersediaan air yang ada sudah tidak mencukupi seluruh kebutuhan pada musim kemarau di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

“ Jadi tidak aneh jika selama musim kemarau terjadi kekeringan, khusus di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” tandas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Mengantisipasi terjadinya kekeringan, saat ini  BPBD dibantu SKPD, dunia usaha dan relawan dengan mengirimkan droping air bersih melalui mobil tangka air. “Jutaan liter telah didistribusikan kepada masyarakat,”tandasnya.

Sedangkan upaya jangka panjang pemerintah melalui berbagai macam pembangunan, seperti pembangunan waduk/bendungan, rehabilitasi hutan dan daerah aliran sungai, pembangunan jaringan air bersih, meningkatkan pembangunan embung, konservasi tanah dan air, peningkatan kualitas lingkungan dan sebagainya.

“Pembangunan ini juga harus diikuti gerakan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dan pelestarian lingkungan hidup,” ujar Sutopo. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/