ADA kreatifitas menarik dalam mengelola lahan pertanian yang bisa ditiru dari petani bunga matahari di Penarukan, Buleleng.
EKA PRASETYA, Penarukan
Mengembangkan budidaya bunga matahari sejak Juli 2018, kiat kelompok Simantri 551 Panarukan, ini layak ditiru.
Meski kebun bungan matahari ini tujuan awalnya untuk ketersediaan pakan sapi, belakangan, kebun milik kelompok Simantri 551 ini berubah jadi lokasi spot selfie
Ketua Simantri 551, Gede Setiawan Adiputra, mengatakan, ide menanam bunga matahari sebenarnya berawal dari masalah yang sederhana.
Petani setempat kesulitan mencari pakan rumput untuk 21 ekor sapi yang dipelihara pada kandang simantri.
Maklum saja, wilayah Lingkungan Penarungan kini banyak digunakan untuk pemukiman.
Selain itu sebagian lahan lainnya digunakan untuk pembuatan batu bata.
Petani kemudian mendapat referensi menanam bunga matahari untuk pakan sapi.
Sebab bunga matahari kaya nutrisi dan vitamin bagi sapi.
“Sapi itu doyan sekali sama bunga matahari.
Ibaratnya seperti cap cay. Kami ambil daun dan batangnya.
Setelah kami menata kebun, banyak yang berkunjung dan foto-foto selfie.
Ternyata multi fungsi, selain jadi pakan sapi juga jadi tempat selfie,” ujar I Gede Setiawan Adiputra.
Ukuran bunga matahari yang ditanam di tempat ini pun cukup besar.
Diameternya berkisar antara 15 centimeter hingga 30 centimeter.
Konon varietas yang ditanam adalah varietas khusus.
Perlakuannya juga khusus, karena ditanam secara organik.
Sehingga ukurannya pun besar-besar.
Dengan antusiasme pengunjung, utamanya dari kalangan muda, Setiawan berharap minat masyarakat menggeluti profesi sebagai petani makin meningkat.
“Diawali dari selfie, jadi bisa berminat bertani.
Bahwa di pertanian ada keuntungan yang bisa diambil.
Petani itu nggak daki lagi, malah bisa jadi keren dan memberikan hasil menjanjikan,” tukasnya.