KETERBATASAN biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bukan menjadi halangan.
Asalnya mau bekerja keras, tekun dan ulet tentu ada jalan.
Seperti Desak Made Lestari,18. Dengan ketekunannya, anak petani kecil asal Banjar Tegal Narungan, Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, ini berhasil meraih beasiswa ke Luar negeri (LN).
DWIJA PUTRA, Mengwi
DESAK, begitu ia disapa. Desa ada;ah satu dari 20 siswa penerima beasiswa ke LN yang disalurkan oleh Pemkab Badung.
Raut wajah yang begitu riang dan bahagia dirasakan oleh Lestari.
Sebab, selama beberapa tahun terakhir ini aka bakal terbang ke Sidney, Australia untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.
Dia memilih untuk kuliah di University of Wollongong dengan mengambil jurusan Bachelor of Business (Management).
Putri bungsu dari dua bersaudara pasangan Dewa Made Sugiana, 54, dan Ni Ketut Sulandra, 52, ini bersyukur karena akhirnya bisa melanjutkan menimba ilmu di luar negeri, walau berasal dari keluarga kurang mampu.
“Saya bersyukur bisa dapat beasiswa.
Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung, terima kasih kepada Bapak Bupati.
Saya senang sekali mendapatkan kesempatan kuliah di Sedney, Australia.
Walaupun di balik itu ada tanggungjawab besar, karena ini kan saya dibiayai oleh Pemkab Badung, dari uang negara,” jelasnya, Sabtu (15/9) kemarin.
Dara kelahiran 21 Agustus 2000 ini sebenarnya juga mendapatkan kesempatan meraih beasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat.
Namun, akhirnya memilih ke University of Wollongong di Sidney, Australia, dengan mengambil jurusan Bachelor of Business (Management).
“Cita-citanya memang ingin kerja di pemerintahan dan jadi entrepreneur juga,” terangnya.
Siswa lulusan SMA Bali Mandara tahun 2018, itu sejak awal ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Kedua orang tua Desak mendukung penuh keputusan sang buah hati.
Kendati dari segi materi tak banyak yang bisa diberikan.
“Rencana berangkat ke Australia tanggal 1 Oktober ini, ya sekalipun harus jauh dari orang tua, tetap harus kuat demi orang tua saya,” jelasnya.
Sementara ayah kandungnya Dewa Made Sugiana menerangkan sangat terharu dengan semangat Desak menuntut ilmu.
Sejak awal, katanya, apapun keinginan putri bungsunya akan didukung selama menyangkut pendidikan.
“Kami tidak punya apa-apa, kerjanya cuma jadi petani. Kalau tidak mendapat beasiswa dari mana bisa menyekolahkan anak, ” terangnya.
Kata dia, beasiswa yang diperoleh putrinya dinilai jalan untuk meraih kesuksesan.
Sebab ini kesempatan emas buat putrinya untuk bisa menggapai cita-cita yang diinginkan.
“Saya sendiri yang tinggal di Bali tidak pernah kemana-mana.
Saya berharap anak saya tidak seperti saya,” ungkapnya seraya mengakui ada rasa was-was karena anak jauh tinggal dari orang tua.
Begitu juga ibunya, Ni Ketut Sulandra berharap semoga selama menempuh pendidikan, Desak diberikan kesehatan dan tak kekurangan apapun.
“Semoga kebutuhan anak saya semua cukup di sana. Itu yang saya khawatir,” pungkasnya.