SINGARAJA – Lulusan Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) diharapkan pandai membaca peluang kerja yang ada di pasar global.
Terlebih saat ini persaingan sangat ketat.
Lulusan SMK yang notabene telah memiliki kompetensi dan keterampilan, juga harus bersaing dengan para sarjana.
Demikian disampaikan Pendiri Forum Peduli SMK Indonesia, Gusti Marlock, saat memberikan penguatan pendidikan karakter pada orang tua siswa SMKN 1 Singaraja, di Gedung Kesenian Gde Manik, Selasa (18/9) pagi.
Menurut Marlock, kompetisi lulusan SMK di Buleleng cukup ketat.
Di Buleleng saja, tercatat ada 29 SMK dengan 14 ribu orang lulusan setiap tahunnya.
Mereka dihadapkan pada pilihan langsung terjun ke pasar kerja, atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi pada jenjang perkuliahan.
Idealnya, tamatan SMK tidak boleh menganggur.
Dengan bekal keterampilan, mereka bisa diterima di dunia kerja.
Hanya saja, Marlock menekankan agar para lulusan berani mengambil resiko.
“Saat peluang kerja di daerah asal sudah makin sedikit, tidak ada salahnya bersaing di daerah lain.
Harus berani merantau ke luar tanah kelahiran.
Ini penting, karena di Buleleng sendiri persaingan sangat ketat,” kata Marlock.
Sementara itu Kepala SMKN 1 Singaraja, I Nengah Suteja mengatakan, pihaknya sengaja memberikan penguatan pendidikan karakter dengan orang tua siswa.
Hal itu dianggap penting, sehingga orang tua siswa juga dapat memberikan motivasi pada siswa.
“Pendidikan ini kan tidak bisa dibebankan 100 persen pada sekolah.
Kami juga berharap peran aktif dari orang tua siswa,” kata Suteja.
Dengan penguatan pendidikan karakter pada orang tua itu, diharapkan orang tua lebih mendukung anaknya.
Baik itu saat menempuh bangku sekolah, maupun saat persiapan terjun ke dunia kerja.
“Dengan adanya dukungan orang tua, kami optimistis mereka akan semakin siap terjun ke dunia kerja.
Sebab skill itu kan harus ditunjang juga dengan kesiapan mental,” demikian Suteja.