DENPASAR – Kepastian nasib Liga 1 pasca dihentikan akibat insiden tewasnya suporter Persija Jakarta Haringga Sirila, masih misterius.
Kondisi ini jelas sangat merugikan klub. Mulai dari persiapan tim, hingga masalah finansial mereka. Satu sisi, para pemain memiliki durasi kontrak yang rata-rata berakhir tiap akhir musim kompetisi.
Belum lagi, kelangsungan Liga 1 menyangkut ribuan pemain yang ada di Liga 1 dan Liga 2. Termasuk para ofisial dan pelatih.
Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro berharap agar masalah ini tidak berlarut-larut meski Bali United sudah menghormati keputusan penundaan liga sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Keputusan sudah diambil dan kami akan hormati keputusan tersebut. Harapan kami tentu alangkah baiknya masalah ini
tidak berlarut-larut dan bisa segera selesai sehingga kompetisi bisa segera dilanjutkan,” ujar Coach Widodo Cahyono Putro.
Diakui ada kekhawatiran dalam benak pelatih berusia 48 tahun ini jika kompetisi tidak berlanjut seperti yang diharapkan.
Kekhawatiran yang dimaksud mantan penyerang Petrokimia Putra Gresik ini adalah mengenai kredibilitas tim-tim, khususnya yang ada di Liga 1.
Dia khawatir kredibilitas tim justru dipermasalahkan oleh pihak sponsor. “Saya sangat khawatir masalah ini berdampak besar terhadap sepakbola Indonesia ke depannya.
Yang paling berbahaya adalah soal kredibilitas klub Indonesia di mata sponsor. Kalau sponsor sudah tidak mau masuk ke dalam
olahraga sepakbola, bisa dibayangkan semakin tertinggalnya sepakbola Indonesia dari negara-negara lain,” tuturnya.
Masalahnya, keputusan PSSI ini masih belum jelas ke mana arahnya. Apalagi sang ketua umum sekaligus Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi belum memberikan keterangan
pasti kapan liga akan bergulir kembali. Liga akan bergulir setelah semua poin yang disepakati dalam rapat Selasa kemarin (25/9) sudah terpenuhi.