DENPASAR – Tak ada penyesalan di raut wajah tukang parkir I Wayan Siki, 65, meski membunuh rekan kerjanya, I Ketut Pasek Mas, 37, dengan sadis.
Baginya, tidak perlu ada kata maaf walaupun dia telah menghilangkan nyawa korban dan membuat keluarganya bersedih.
Siki beralasan, tindakan yang dia lakukan sudah benar.“Saya tidak menyesal. Saya juga tidak bisa meminta maaf karena orangnya sudah mati. Dia memang mengkhianati saya,” kata Siki saat ditunjukkan ke awak media kemarin.
Dia merasa pantas benar karena sebelum bekerja ikut dirinya, korban mengeluh mengeluh tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki uang.
“Kasarnya saya omong ini ya, saya pelihara anjing, tapi anjingnya justru gigit saya. Makanya saya tidak menyesalinya (membunuh korban),” kata Wayan Siki.
Menurut tersangka Wayan Siki, dirinya sudah bekerja selama empat tahun di TKP di Kantor TIKI Cabang Denpasar, Jalan Kapten Regug No. 1.
Sementara, korban bekerja kurang dari setahun dan diajak oleh dirinya. Terkait setor ke pihak PD Parkir, tersangka membayar sekitar Rp 50.000 per harinya.
“Saya bayar ke PD Parkir, dia tidak (bayar) lantaran dia itu ikut saya,” kilah pelaku sembari mengaku bahwa hasil jaga di bagi dua per hari. Biasanya mencapai Rp 200 ribu per orang.
Disinggung soal kehidupan keluarganya setelah ia mendekam di penjara, Wayan Siki bertutur bahwa istrinya dan tiga anaknya sudah ada yang mengurus. Bahkan, dia juga siap dihukum sesuai hukuman yang berlaku.