KALIASEM – Kebudayaan Sampi Gerumbungan menjadi idola wisatawan mancanegara (wisman).
Kebudayaan yang dipertontonkan dalam rangkaian Lovina Festival 2018 itu, dipadati ratusan penonton.
Baik itu masyarakat setempat maupun wisatawan mancanegara.
Sampi Gerumbungan dihadirkan di Lapangan Umum Desa Kaliasem, kemarin sore. Total ada sembilan pasang sapi Bali yang ikut serta dalam parade.
Setiap bage (perkumpulan atau sekaa sampi gerumbungan, Red) mengutus tiga pasang sapi Bali untuk mengikuti parade. Baik itu bage tengah, bage barat, dan bage timur.
Bukan hanya berparade dan menunjukkan kemolekan gerakan sapi, juga dilakukan eksibisi bagi wisawatan mancanegara yang ingin merasakan sensasi mengendarai sampi gerumbungan.
Sejumlah wisatawan, tua, remaja, hingga anak-anak, berebut ingin merasakan momen langka itu. Garreth misalnya.
Wisatawan asal Belanda yang menginap di Desa Kayu Putih itu, mengaku sengaja datang ke Lapangan Desa Kaliasem untuk menyaksikan Sampi Gerumbungan.
Ia memang sangat menyukai pertunjukan yang bersifat budaya dan tradisi. “Kami di Belanda tidak punya budaya seperti ini, makanya saya datang ke Bali
ingin melihat hal yang tidak ada di negara kami. Ini tradisi yang unik, dan ini pengalaman menarik bagi saya. Ini seperti pesta besar,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, sampi gerumbungan memang masuk salah satu event di Lovina Festival.
Tradisi ini sengaja dihadirkan, karena makin lama tradisi ini makin ditinggalkan. Seiring dengan berkurangnya jumlah petani dan alih fungsi lahan.
“Lewat Lovfest ini kami harap petani mau mempertahankan sapi dan tradisi ini,” kata Sutrisna. Pihaknya juga sengaja melibatkan wisatawan dalam proses parade itu.
Harapannya wisatawan yang terlibat mendapat kesan positif dari atraksi itu. “Kenangan yang melekat pada benak wisatawan itu bisa jadi promosi yang efektif bagi Buleleng,” tandasnya.