DENPASAR – Kopi Kintamani kembali menunjukkan kelasnya di acara penting kenegaraan. Dalam even IMF – World Bank Meeting,
kopi Kintamani bakal dijadikan give untuk para delegasi IMF dan World Bank. Kopi Kintamani bakal jadi oleh-oleh dari sekian banyak kerajinan untuk para delegasi.
Salah seorang petani kopi Kintamani sekaligus pelaku usaha, Komang Sukarsana, mengatakan bahwa pihaknya diminta untuk menyediakan sekaligus promosi kopi kepada para delegasi.
“Ini kesempatan yang sangat bagus, kopi yang terlibat dalam ajang ini tentunya dilakukan akurasi yang ketat untuk mencari kopi terbaik di Indonesia, dan kami bangga kopi asli Bali ini bisa masuk,” tutur Sukarsana kemarin.
Pihak panitia telah melakukan pemesanan, di mana dia menerima pesanan sebanyak 250 pax untuk peserta IMF yang nanti digunakan sebagai give serta oleh-oleh.
“Kopi kita bisa mendunia. Dengan keberadaan IMF bisa dikenal lebih luas. Dan, yang diuntungkan jelas petani kopi. Yang terpenting bisa kampanye lewat kopi untuk produk unggulan Bali,” bebernya.
Diakui selama ini, permintaan kopi Kintamani dari dalam dan luar Bali meningkat cukup signifikan. Ia sendiri menerima order setiap bulan antara 2 sampai 3 ton kopi Kintamani.
Dengan kondisi tersebut, kopi Kintamani ini memiliki nilai tawar yang tinggi di tingkat konsumen sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Bali.
“Jadi, misalnya saya yang menyerap, harga yang menentukan itu petani. Dan, saya ngambil harganya di atas harga pasar.
Untuk konsumen, saya juga mengedepankan buyer yang berkualitas sehingga bisa membeli dengan harga tinggi,” kata Sukarsana.
Kopi yang dihasilkan merupakan kopi berkualitas. Di mana para petani telah dilatih untuk bisa menghasilkan produk bagus.
Para buyer juga diberikan pemahaman detail mengenai kopi Kintamani. “Jadi, tidak hanya sekadar kopi Kintamani, tapi kami jelaskan proses hingga ketinggian tanaman,” bebernya.
Menjamurnya coffee shop juga menjadi pemicu. Permintaan kopi Kintamani tinggi sejak lima tahun belakangan ini.
“Perkembangan di bawah untuk pasar kopi Kintamani jauh lebih besar,” pungkasnya.