GIANYAR – Buku kelas VI Sekolah Dasar (SD) mata pelajaran Bahasa Lan Sastra Bali terbitan PT. Yudistira yang beredar di Gianyar mengundang kontroversi di masyarakat.
Sebagian tidak mempersoalkan karena rata-rata pelajar kelas VI sudah memasuki akil baliq. Tapi, di sisi lain banyak yang memprotes karena content tersebut tidak pas diberikan untuk para pelajar yang masih berada di bawah umur.
“Ane nyusun buku lan ana nerbitang jeleme SESAT, awinan ajahine muride milu lengeh. Bojog ngae, pikirane ngeres…..,” tulis akun wisiasana nym.
Namun, ada pula yang mendukung. “Kls 6 to…. bo liu murid sd kls 6 pubertas,” beber akun puta ya una. Kadisdik Gianyar I Made Suradnya sendiri telah memerintahkan untuk merobek halaman yang memuat kalimat tak pantas itu.
Sebagaimana diberitakan, ada dua pertanyaan yang meminta siswa menerjemahkan ke bahasa Indonesia.
Pertanyaan pertama berbunyi, eda bes sesai melali ngajak timpal muani. Pertanyaan lainnya, apang sing disubane kembung, maselselan.
Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali Kadek Ariasa, mengakui kalimat dalam pertanyaan tersebut belum memberikan nilai pemahaman yang lengkap dan jelas.
“Sehingga cenderung membuat anak-anak bingung dan salah mengartikan. Jelas ini kurang bermanfaat positif untuk meningkatkan pemahaman risiko seks usia dini,” ujar Ariasa.
Karena itu, KPPAD Bali mendesak pemerintah menegur para penulis buku dan percetakan. “Dinas Pendidikan harus mengingatkan supaya bertanggung jawab untuk hal seperti ini,” pintanya.