CELUKAN BAWANG – Perlawanan warga menolak pembangunan PLTU tahap II berbahan batu bara berlanjut.
Bukan hanya menggugat di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), namun perlawanan warga juga diekspresikan melalui seni mural
Seperti yang terlihat di Jalan Pantai Moding, Dusun Brongbong, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerogak, Buleleng, Kamis – Jumat (4-5/10).
Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bali di lokasi, ada dua seniman yang terlibat dalam penggarapan seni mural bertajuk tentang edukasi bahaya polusi tersebut.
Yakni Porta, Seniman asal Gilimanuk dan Indra Setiawan asal malang yang juga merupakab volunteers dari Greenpeace Indnesia ini.
“Ini bagian dari solidaritas saya secara personal dan komunal untuk mengkritisi persoalan yang terjadi dengan warga Celukan Bawang,” ujar Porta kemarin siang sambari menghentikan tangannya sebentar menggambar di tembok.
Lanjutnya, ikut serta menggambar juga bagian dari sebuah supoort untuk warga yang menderita karena ancaman bahaya PLTU berbahan batubara. “Sebagai perupa, hanya ini (membuat mural) yang mampu saya bantu,” sebutnya.
Porta tak sendirian. Indra, seniman asal Malang juga ikut serta menggambar di tembok sepanjang 15 meter dan tinggi 1,5 meter.
Dua seniman ini berharap, aspirirasi melalui gambar yang mereka buat, dapat dilihat oleh pihak PLTU Celukan Bawang sehingga mereka mengganti bahan bakar pembangkitnya dengan yang jauh lebih ramah dari lingkungan.
“Semoga saja gambar ini dapat membantu warga dalam penyampaian aspirasi. Saya pun ikut serta menggambar agar semangat warga untuk melawan terus terjaga,” harapnya.