DENPASAR – Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 Luhut Pandjaitan ikut merespons aksi sejumlah kelompok penentang pertemuan terbesar dalam sejarah IMF – World Bank itu.
Ditemui saat deklarasi Teman Jokowi di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Menko Kemaritiman ini mengatakan, jika ada aksi yang menentang IMF – World Bank, yang rugi adalah masyarakat Bali sendiri.
Yang menarik, Luhut justru mengatakan, tidak ada aksi menolak pertemuan tahunan IMF – World Bank ini.
Yang ada, klaim Luhut, 30-an orang itu hanya mempermasalahkan persoalan lingkungan. Intinya, mereka meminta agar masalah lingkungan menjadi perhatian dalam pertemuan ini.
“Mereka bilang permasalahan lingkungan supaya diperhatikan. Karena kalau ada aksi (menolak) IMF, orang Bali yang rugi.
Kan kita jelasin duit banyak masuk gini, orang Bali yang nikmatin. kecuali orang Bali nggak mau. IMF ini membuat Pertumbuhan ekonomi jadi bagus,” ucap Luhut.
Menurut Luhut, keberadaan IMF ikut membantu memperluas lapangan kerja. Dengan jumlah delegasi mencapai 34 ribu, lapangan kerja terbuka lebar.
Perkiraannya, Bali akan mendapat keuntungan Rp 1,2 triliun. Pemerintah sendiri baru menghabiskan dana Rp 566 miliar dari pagu awal Rp 800 miliar untuk event penting ini.
“Tapi, yang kita dapat promosi luar biasa, Bali dapat Rp 1,2 triliun dengan asumsi 19 ribu, sementara yang sudah daftar hampir 34 ribu. Jadi, masa ndak ada untungnya,” tukasnya.