TABANAN – Sore hari kemarin tepat pukul 16.00 mobil Toyota Avanza berwarna abu-abu datang di rumah duka Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, 38 di Banjar Tegal Ambengan, Dusun Sakeh, Desa Sudimara, Tabanan.
Dewa Yoga adalah salah satu korban gempa bumi berkekuatan 7,4 skala ricter Palu dan Donggala Sulawesi Tengah. Korban saat itu sedang menginap di Hotel-Roa-Roa Palu yang runtuh akibat gempa.
Mobil tersebut membawa abu jenazah Dewa Gede Yoga Nata Kusuma dari Bandara Ngurah Rai yang sebelumnya sudah dikremasi di Palu.
Suasana berkabung dan duka pun begitu menyelimuti rumah duka. Tampak terlihat ibu dari Dewa Yoga Dewa Ayu Yayu Ratna Dewi menangis pada saat abu jenazah Dewa Yoga diturunkan dari mobil untuk menuju ke dalam rumah duka.
Sementara istri dari Dewa Yoga Gusti Ayu Gede Dina Karamani berteriak histeris sembari menangis melihat abu jenazah dibawa dengan sebuah wadah dibalut dengan kain putih.
Sebelum masuk menuju halaman rumah duka, abu jenazah terlebih dulu diupacarai di depan pintu gerbang sebagai wujud permisi.
Adik Kandung Dewa Yoga, Dewa Bagus Dwipa Nata Kusuma, 36 menuturkan untuk prosesi pengabenan akan dilaksanakan seperti biasa pada Rabu (10/10) besok.
Rencananya, prosesi pengabenan akan dilaksanakan mulai pukul 07.00 Wita dengan diantarkan dengan bade untuk menuju setra.
“Karena besok (hari ini) rainan tilem, maka pengabenan akan dilaksanakan Rabu pagi,” ujar Dewa Dwipa Nata Kusuma.
Dia menuturkan, ada saudaranya bernama Dewa Pringga yang mengurus dan mengawal jasad kakaknya hingga bisa dilaksanakan kremasi di Palu termasuk serah terima juga sudah dilaksanakan oleh saudaranya disana.
“Saya belum pernah ketemu dengan beliau (Dewa Pringga), tapi saya sangat bersyukur dan sangat berterimakasih karena sudah
mengawal jenazah kakak saya hingga bisa sampai dikremasi di Palu. Kemudian sebelumnya serah terima juga beliau yang ngurus,” ucapnya.
Dia berharap kepada seluruh keluarga dan masyarakat ikut mendoakan agar prosesi pengabenan Dewa Yoga berjalan lancar.
“Tiang minta doa agar agar acara pelebon kakak tiang berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun,” tutupnya.
Disingung mengenai kesulitan penerbangan abu jenazah ke Bali, Dewa Dwipa tidak berkomentar banyak.
Ia hanya menyebutkan karena prosesi kremasi selesai pada sore hari, dan kemarin malam kebetulan tidak ada penerbangan terpaksa diterbangkan pada Senin pagi.
“Intinya sudah sampai disini kami sudah sangat bersyukur. Walaupun kita kehilangan, sudah sedikit lega karena jenazah kakak tiang sudah ditemukan dan dilakukan kremasi,” tandasnya.