DENPASAR-Aksi unjuk rasa yang digelar Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali, Kamis (11/10) sekitar pukul 09.45 berlangsung tegang.
Ketegangan terjadi setelah sekelompok massa yang mengaku diri dari pecalang Desa Adat Tanjung Bungkak dan organisasi masyarakat (ormas) melakukan aksi penghadangan.
Bukan hanya penghadangan, puluhan pecalang dan ormas juga mememaksa para demonstran bubar.
Akibatnya, ketegangan pun sempat terjadi dari dua kelompok berbeda.
Informasi yang berhasil dihimpun radarbali.jawapos.com, kronologi pembubaran paksa pecalang dan ormas terhadap pengunjuk rasa terjadi sekitar pukul 09.45.
Saat itu, puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Papua menggelar long march dari arah lapangan Puputan Renon menuju titik kumpul demo yang direncanakan akan digelar di depan Konsulat Amerika, sebelah Utara Plaza Renon.
Salah satu tuntutan dalam demo ini adalah terkait penolakan gelaran Annual Meeting IMF-WB di Bali.
Belum sampai di depan Konsulat Amerika, tepatnya beberapa meter sebelah Timur Plaza Renon, para demonstran langsung dicegat oleh puluhan pecalang dari Desa Adat Tanjung Bungkak.
Awalnya komunikasi antara koordinator demo dan pecalang berlangsung damai.
Tiba-tiba sekelompok organisasi masyarakat yang tiba di TKP langsung memaksa para demonstran untuk membubarkan diri.
Para anggota kelompk masyarakat ini juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya di hadapan para demonstran.
Mereka dipaksa bubar oleh kelompok masyarakat dan pecalang dengan cara “memukul mundur” para demonstran khingga kenparkiran Timur lapangan Renon.
Sepanjang perjalanan pulang, ke parkiran Timur Renon dari Plaza Renon dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan pecalang juga anggota kelompok masyarakat lainnya.
Bahkan, pertemuan antara pensemo dengan ormas dan pecalang sempat menimbulkan kemacetan panjang di kawasan Renon.
Petugas kepolisian dan hansip yang berada di TKP juga bahu membahu menertipkan lalu lintas.
Bendesa Adat Tanjung Bungkak, I Ketut Sweden mengatakan dibubarkannya aksi demonstrasi tersebut karena sudah meresahkan masyarakat.
“Kami dari desa adat Tanjung Bungkak ingin adanya kedamaian. Namun akhir-akhir ini ada aksi demo yang merusak lingkungan. Saya melihat ini mau mengacaukan misi dari pemerintah pusat terkait IMF,” katanya di sela aksi tersebut.
Sementara itu, setelah dipaksa untuknmembubarkan diri hingga di parkiran Timur Lapangan Renon, para mahasiswa asal Papua ini akhirnya benar-benar membubarkan diri sekitar pukul 11.00.