25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:26 AM WIB

Paket Wisata Murah Makin Liar, Cok Ace: Kita Bisa Tiru Thailand

DENPASAR – Industri pariwisata Bali harus segera dibenahi jika tak ingin dipenuhi wisatawan dengan kantong tipis.

Pasalnya, bukannya mendatangkan gemerincing dollar, wisatawan cekak yang mayoritas datang dari Tiongkok ini bisa mendatangkan masalah bagi pariwisata Bali secara keseluruhan.

Nah, industri pariwisata Bali yang diobral murah agent wisata Tiongkok ini, rupanya, didengar Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace.

Cok Ace sendiri adalah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Yang menarik, Cok Ace belum percaya 100 persen dengan kabar yang diembuskan Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Daerah Bali) Elsye Deliana ini.

Cok Ace tak percaya ada paket wisata murah seharga Rp  600 ribu lima hari di Bali. “Kan berarti  Rp 120 ribu per hari. Kalau  gitu, satu kamar ada 8 bed, mungkin gitu maksudnya,” ujar Cok Ace.

Meski begitu, Cok Ace berjanji akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah toko oleh-oleh tertentu yang mengharuskan wisatawan Tiongkok belanja kesana saja.

Sebagai catatan, toko tersebut menjual barang-barang yang sebetulnya diproduksi di Tiongkok.

“Kami selidiki, apakah dari negeri sana bayarnya murah. Atau diantara itu ada yang bermain – main. Negara  lain kan tidak ada masalah. Artinya permasalahan antara itu,” papar Cok Ace.

Cok Ace menyebut bisa meniru aturan negara lain, seperti Thailand yang mewajibkan wisatawan Tiongkok di rekeningnya berisi minimal Rp 5 juta. 

Ia menuturkan kedepannya pun akan ada regulasi yang mengatur itu. Dan perlu dikaji lebih mendalam untuk membuat aturan tersebut.  

“Ini yang perlu dikaji apakah harus izin pusat atau bagaimana aturan itu. Jadi harus selektif bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Bali. Yang boleh ke Bali, hanya yang punya uang saja,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Daerah Bali) Elsye Deliana mengungkap praktik nakal pariwisata Bali diobral di Tiongkok.

Ia menyebut fenomena ini sudah berlangsung sekitar 2 sampai 3 tahun di Bali. Tahun terakhir sudah semakin parah.

Elsye mengatakan bahwa, sebelumnya Bali dijual 999 RMB (Renin Bi) atau sekitar Rp 2 juta. Itu sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, makan dan hotel 5 hari empat malam.

“Coba dibayangkan, dengan uang Rp 2 juta orang Tiongkok sudah bisa ke Bali, menginap di Bali 5 hari 4 malam dan sudah dapat makan,” kata Elsye.

Yang lebih parah lagi, adalah belakangan dijual lebih murah lagi. Setelah angka 999 RMB atau Sekitar Rp 2 juta, kemudian turun menjadi 777 RMB sekitar Rp 1,5 juta,

kemudian turun lagi menjadi 499 RMB atau sekitar Rp 1 juta dan sudah sampai 299 RMB sekitar Rp 600 ribu.

“Coba dipikir, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam. Jadi kualitasnya seperti apa,” tanyanya. 

DENPASAR – Industri pariwisata Bali harus segera dibenahi jika tak ingin dipenuhi wisatawan dengan kantong tipis.

Pasalnya, bukannya mendatangkan gemerincing dollar, wisatawan cekak yang mayoritas datang dari Tiongkok ini bisa mendatangkan masalah bagi pariwisata Bali secara keseluruhan.

Nah, industri pariwisata Bali yang diobral murah agent wisata Tiongkok ini, rupanya, didengar Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace.

Cok Ace sendiri adalah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Yang menarik, Cok Ace belum percaya 100 persen dengan kabar yang diembuskan Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Daerah Bali) Elsye Deliana ini.

Cok Ace tak percaya ada paket wisata murah seharga Rp  600 ribu lima hari di Bali. “Kan berarti  Rp 120 ribu per hari. Kalau  gitu, satu kamar ada 8 bed, mungkin gitu maksudnya,” ujar Cok Ace.

Meski begitu, Cok Ace berjanji akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah toko oleh-oleh tertentu yang mengharuskan wisatawan Tiongkok belanja kesana saja.

Sebagai catatan, toko tersebut menjual barang-barang yang sebetulnya diproduksi di Tiongkok.

“Kami selidiki, apakah dari negeri sana bayarnya murah. Atau diantara itu ada yang bermain – main. Negara  lain kan tidak ada masalah. Artinya permasalahan antara itu,” papar Cok Ace.

Cok Ace menyebut bisa meniru aturan negara lain, seperti Thailand yang mewajibkan wisatawan Tiongkok di rekeningnya berisi minimal Rp 5 juta. 

Ia menuturkan kedepannya pun akan ada regulasi yang mengatur itu. Dan perlu dikaji lebih mendalam untuk membuat aturan tersebut.  

“Ini yang perlu dikaji apakah harus izin pusat atau bagaimana aturan itu. Jadi harus selektif bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Bali. Yang boleh ke Bali, hanya yang punya uang saja,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Daerah Bali) Elsye Deliana mengungkap praktik nakal pariwisata Bali diobral di Tiongkok.

Ia menyebut fenomena ini sudah berlangsung sekitar 2 sampai 3 tahun di Bali. Tahun terakhir sudah semakin parah.

Elsye mengatakan bahwa, sebelumnya Bali dijual 999 RMB (Renin Bi) atau sekitar Rp 2 juta. Itu sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, makan dan hotel 5 hari empat malam.

“Coba dibayangkan, dengan uang Rp 2 juta orang Tiongkok sudah bisa ke Bali, menginap di Bali 5 hari 4 malam dan sudah dapat makan,” kata Elsye.

Yang lebih parah lagi, adalah belakangan dijual lebih murah lagi. Setelah angka 999 RMB atau Sekitar Rp 2 juta, kemudian turun menjadi 777 RMB sekitar Rp 1,5 juta,

kemudian turun lagi menjadi 499 RMB atau sekitar Rp 1 juta dan sudah sampai 299 RMB sekitar Rp 600 ribu.

“Coba dipikir, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam. Jadi kualitasnya seperti apa,” tanyanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/