25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:17 AM WIB

Proyek Sumbat Air Irigasi, Petani Menjerit Kekeringan

GIANYAR – Sudah jatuh tertimpa tangga pula! Ungkapan tersebut menimpa petani di subak Desa Tegal Tugu Kecamatan Gianyar.

Di musim kemarau ini, derita petani bertambah dengan adanya proyek perbaikan saluran irigasi. Air yang biasanya mengalir kecil di musim kemarau, kali ini tidak ada sama sekali, sehingga tanaman petani rusak.

Salah satu petani, I Dewa Putu Murta, mengaku kekeringan ini sudah berlangsung sekitar empat bulan lebih.

“Saya menanam kacang tanah, tidak bisa menghasilkan biji kacang seperti biasa. Rumpun kacang tidak berisi biji,” keluh Murta.

Menurut petani 56 tahun itu, kacang yang ditanam di atas pekarangannya itu rusak lantaran sama sekali tidak mendapat air.

“Ini sudah tidak bisa diapa-apakan, ini hitungannya rugi,” jelasnnya. Dia pun mengeluhkan proyek saluran irigasi yang berlangsung cukup lama.

“Kalau sekarang ini kebetulan ada proyek saluran irigasi. Air yang semestinya sampai ke lahan saya ini tidak sampai,” ujarnya.

Lantaran tidak ada pasokan air setetes pun, tanaman kacang yang ditanamnya itu sama sekali tidak menghasilkan. “Kemarau saat ini kami tidak dapat apa-apa,” ujarnya geleng-geleng.

Sebagai petani, pihaknya mendesak pihak yang memperbaiki saluran irigasi bisa segera merampungkan pekerjannya.

“Sudah hampir empat bulan seperti ini tidak ada air dari irigasi, hujan juga tidak ada,” ungkapnya. Yang menyedihkan, kata Murta, pihak petani sudah sempat bertanya kepada pihak proyek.

“Katanya bulan Januari (2019, red), airnya bisa mengalir normal. Lama sekali itu, saya cuma diminta sabar,” ujarnya pasrah.

 

GIANYAR – Sudah jatuh tertimpa tangga pula! Ungkapan tersebut menimpa petani di subak Desa Tegal Tugu Kecamatan Gianyar.

Di musim kemarau ini, derita petani bertambah dengan adanya proyek perbaikan saluran irigasi. Air yang biasanya mengalir kecil di musim kemarau, kali ini tidak ada sama sekali, sehingga tanaman petani rusak.

Salah satu petani, I Dewa Putu Murta, mengaku kekeringan ini sudah berlangsung sekitar empat bulan lebih.

“Saya menanam kacang tanah, tidak bisa menghasilkan biji kacang seperti biasa. Rumpun kacang tidak berisi biji,” keluh Murta.

Menurut petani 56 tahun itu, kacang yang ditanam di atas pekarangannya itu rusak lantaran sama sekali tidak mendapat air.

“Ini sudah tidak bisa diapa-apakan, ini hitungannya rugi,” jelasnnya. Dia pun mengeluhkan proyek saluran irigasi yang berlangsung cukup lama.

“Kalau sekarang ini kebetulan ada proyek saluran irigasi. Air yang semestinya sampai ke lahan saya ini tidak sampai,” ujarnya.

Lantaran tidak ada pasokan air setetes pun, tanaman kacang yang ditanamnya itu sama sekali tidak menghasilkan. “Kemarau saat ini kami tidak dapat apa-apa,” ujarnya geleng-geleng.

Sebagai petani, pihaknya mendesak pihak yang memperbaiki saluran irigasi bisa segera merampungkan pekerjannya.

“Sudah hampir empat bulan seperti ini tidak ada air dari irigasi, hujan juga tidak ada,” ungkapnya. Yang menyedihkan, kata Murta, pihak petani sudah sempat bertanya kepada pihak proyek.

“Katanya bulan Januari (2019, red), airnya bisa mengalir normal. Lama sekali itu, saya cuma diminta sabar,” ujarnya pasrah.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/